Friday, July 5, 2013

(Sinopsis) I Hear Your Voice Episode 7- Part 2



Part 2
Hye seong pulang bersama Soo Ha (setia banget sih Soo Ha ini.... *ngiri!!), selama perjalanan di dalam subway, Hye seong  terus kepikiran dengan sidang tadi, ato lebih tepatnya, kepikiran ttg kata-kata pembelaan Lawyer Cha. Meskipun agak sebel, tapi dalam hati dia berniat untuk membantu rekannya itu. Soo Ha yang tau niat itu, langsung melarangnya (cemburu!!!).
Persidangan kakek sepertinya berjalan lancar. Lawyer Sin, Lawyer Cha dan sekretaris Yoo Chang berencana makan-makan di restoran cina karena punya voucher gratis, Hye seong yang awalnya menolak, akhirnya ikut juga setelah dibujuk (agak dipaksa dan diseret) oleh Lawyer Cha. Tak disangka, Kelompok hakim Kim dan Jaksa Seo juga ada di resto tersebut. Maka mereka pun makan dalam satu meja. Tapi bukannya akur, malah terjadi perdebatan antara Hye seong dengan Do yeon. Do yeon tetep kekeuh dengan tuntutannya sementara Hye seong membela mati-matian. Setiap kali salah satu pihak mau mengambil makanan, pihak lain menggerakkan meja putarnya, sampai akhirnya Hakim Kim protes karena tidak bisa mengambil makanan.

“Egg bread- 2 dolar dapat 3/banana bread-1 dolar dapat 2. Kami tidak menjual eceran”


Kakek duduk sambil memandangi penjual roti. Dia sangat ingin membeli, tapi uangnya hanya 50 cent. Soo ha melihatnya... seperti dia sengaja datang pada kakek untuk membantu Hye seong yang ingin membantu Kwan Woo (baek bangeeeeet... padahal tadi melarang Hye seong, sekarang malah dia sendiri ikut membantu. Apapun akan dilakukan Soo ha agar Hye seong senang, meski itu menyakiti dirinya sendiri).
Soo ha mendekati kakek dan menanyakan apakah kakek punya uang 50 cent karena dia hanya punya 1,5 dolar. Jika ditambah 50 cent bisa beli 3 egg bread dan Soo ha akan memberikan 2 egg bread untuk kakek. Kakek senang sekali.
Hye seong menerima kiriman makanan dan baju dari ibu, dia segera mencoba bajunya sementara Soo Ha menata makanan dalam kulkas. “cantik” kata Soo ha. Hye seong: “aku?”. Soo Ha: “bukan, jaketnya” hahahah.... nakal banget Soo ha nggodain noonanya. Lalu Soo ha menceritakan pertemuannya tadi dengan kakek, dan mengatakan sepertinya kakek ingin bebas dari tuntutan jaksa. Kakek juga bercerita tentang pertemuannya dengan korban (yang korannya diambil kakek) di pemakaman dimana yang meninggal adalah kerabat dari kedua belah pihak. Itu artinya kakek dan korban sebenarnya kerabat jauh. Hye seong memikirkan kemungkinan digunakannya hukum khusus untuk kejahatn yang terjadi antarkerabat. Lalu dia terpikirkan satu cara asalkan Soo ha mau membantu.
Soo ha dan Hye seong janji ketemuan di cafetaria. Saat soo ha datang, Hye seong memandanginya dari ujung kaki sampai ujung kepala,terpesona dengan Soo Ha yang mengenalan setelan jas (*whoaaa... cakep bener ni anak, ckckck*)
Hye seong segera menjelaskan rencananya dan tentang hukum khusus yang dia sebutkan sebelumnya, bahwa pencurian adalah tindak kejahatan yang tidak perlu dipertanyakan lagi (pelakunya pasti dihukum), meski antara pelaku dan korban sudah berdamai. Namun jika kedua pihak ternyata kerabat, maka semua itu bisa berubah. Jika korban bersedia damai dan menarik tuntutan, maka tidak perlu ada sidang lagi. Lalu Soo ha mengatakan, bahwa masalahnya sekarang adalah korban yang tidak mau damai. Hye seong melanjutkan, “itu sebabnya dia perlu payung dan kamu”hehehe.. karena sebelumnya, Kwan Woo pernah disiram pas berkunjung, jadi Hye seong sedia payung sebelu disiram, gituuuu. Mereka berdua melanjutkan obrolan dengan begitu asik, dan keliatan manis banget scenenya, seperti pasangan kekasih... sweet...bener-bener sweet...^^)


Rencana dimulai. Hye seong dan Soo ha mengunjungi rumah korban dan langsung disambut siraman air!! Ahh untung bawa payung...:P  
Rupanya korban tetep tidak mau damai. Lalu Hye seong mencoba mengancam atas keributan yang dibuat korban di rumah kakek. Di sinilah peran Soo ha, mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Ternyata saat korban ke rumag kakek, dia berlaku tidak sopan bahkan masuk tanpa melepas sepatu sehingga kakek marah-marah. Hye seong menjelaskan bahwa perbuatan itu bisa dituntut dengan hukuman lebih berat dari pada pencurian. Ditambah lagi, korannya menyediakan iklan layanan prostitusi gadis di bawah usia (wah!!!). itu ilegal! Korban jadi gugup, “apa yang kalian lakukan? Apa kalian mengancamku?”, Hye seong menjawab, : “ bukan mengancam. Bisa dibilang ini adalah teknik untuk mendapatkan penyelesaian”. Copas kata-katanya Lawyer Sin rupanya... dan, yes!! Rencana sukses. Hye seong menawari Soo untuk ditraktir makan, tapi Soo ha malah minta pergi ke aquarium. Well, ok!kita ke aquarium setelah kasus selesai. 

Hye seong langsung meluncur ke pengadilan dan menyerahkan surat tanda damai dari korban. Lawyer Cha yang sangat senang, spontang memeluk Hye seong!! Dan Hye seong hanya bengong pada posisi yang sama sampai Lawyer Cha selesai dengan pembelaannya, wkwkwk... *sepertinya Hye seong makin-makin-makin suka dengan Kwan Woo, tapi tidak dengan aku!!! Aku tetep shippering Soo ha –Hye seong!!!*
Hasil sidang, kakek bebas!
Usai sidang, Lawyer Cha dan Hye seong bertemu di taman (setelah sebelumnya Hye seong pura-pura gak dengar saat dipanggil, hahaha.. masih grogi krn dipeluk tadi). Lalu mereka ber high-five... tapi kemudian Lawyer Cha tetap memegang tangan Hye seong dan mengecup tangan itu dan mengajaknya kencan.... di kejauhan, Soo ha melihatnya  lalu pergi meninggalkan mereka berdua(*sedih...huhuhu*).
Soo ha datang ke sekolah setelah mbolos berkali-kali, tapi apa yang dia lakukan...?? malah tiduran di lapangan!! Dia masih kepikiran dengan kedekatan Hye seong dan Lawter Cha. Seung Bin menghampiri tapi Soo ha keburu pergi sambil membuang boneka kecil yang semula akan diberikan pada Hye seong. Seung bin memungut boneka itu.

Kakek yang begitu senang karena bisa bebas, terus menunggu di depan kantor pengacara hingga malam, hingga dia bisa bertemu Hye seong. Dia minta maaf atas perilaku sebelumnya dan berterimakasih dengan sebotol kecil yoghurt. Aku cukup terharu dengan adegan ini.. Hye seong mengatakan dia tidak butuh maaf dari kakek, dia hanya ingin kakek menemui anaknya dengannada-nada marah-marah seperti biasanya. Aku rasa, Hye seong hanya terlalu peduli pada kakek dan ingin agar kakek tidak berjuang hidup sendiri. Tapi kakek – dengan nada tinggi juga – mengatakan, bahwa dia lebih suka seperti ini, jika sedih, biarkan sedih sendiri, jika anaknya tahu maka anaknya juga akan ikut sedih. Meski tampakkeras kepala, Kakek rupanya terlalu sayang pada anaknya dan tidak ingin menjadi beban. Dan sebotol yoghurt itu adalah tanda terima kasih tulus dari kakek. Sangat-sangat tulus. (*mbrebes mili, terharu..hiks.hiks.hiks). yoghurt yang sudah hangat, yang menandakan lamanya kakek menunggu.
Min Joon Gok lagi-lagi menerima pesan anonim, tapi kali ini isinya tentang aplikasi untuk menolak spam. Klik.... terlacak! Akhirnya upaya pak pelacak berhasil, lokasi Min Joon Gok ketemu.
Sementara Joon Gok masuk ke toko, dia menemui ibu dengan pandangan dingin dan kunci inggris besar di tangannya.
Hye seong sedang di halte bus, dia menelpon ibunya dan menceritakan tentang kakek Lee Dae Sung. Mereka membicarakan banyak hal termasuk tentang kekhawatiran ibu akan Hye seong yang belum juga menikah. Ibu berusaha bicara sebiasa mungkin...padahal.... kondisinya.....*hiks.hiks.hiks* rupanya Joon Gook benar-benar menjahati ibu, memukul kepalanya hingga berdarah-darah dan mengikat serta menyekapnya. Joon Gok memberi kesempatan pada ibu untuk bicara dengan anaknya, dengan harapan ibu akan minta tolong sehingga hye seong datang. Gagal! Ibu malah berpesan pada Hye seong, untuk tidak membenci siapapun, meski seseorang menyakitinya, jangan membencinya. “mata dibalas mata, gigi dibalas gigi..jika kamu hidup seperti itu maka dunia ini akan cacat. Orang-orang yang berbuat tidak baik padamu, mereka hanya iri padamu yang begitu beruntung. Jadi jangan benci mereka dan maafkanlah,” Hye seong menyela,”ibu membela Do yeon lagi kan?” ibu langsung membentak “JANGAN MEMUTAR KATA-KATAKU!”, lalu ibu melanjutkan “berjanjilah, kamu tidak akan membeni orang lain sampai mengacaukan hidupmu. Begitu seseorang terlahir ke dunia, hidup ini bahkan tidak cukup panjang untuk saling mencintai (apalagi kalo ditambah saling membenci, ed), kan?”. “baiklah” jawab Hye seong. “Bagus, itu baru gadisku...”
Hye seong sempat curiga dengan suara ibu, dan mengiranya sakit. Tapi ibu mengatakn dia baik-baik saja. Telepon ditutup. Hye seong tidak tahu kalau itu menjadi percakapan terakhirnya dengan ibu....
Hp Soo ha berbunyi, rupanya dari bapak pelacak yang melaporkan posisi Joon Gok, SeongMoo City. Bersamaan dengan itu, Hye seong sampai rumah. Soo ha langsung menanyakan alamat toko ayam ibunya dengan panik. “apakah itu di Myeongwol-dong, SeongMoo City? Dekat persimpangan jalan?” tanya Soo ha setengah berteriak. Hye seong: “Bagaimana kamu tahu?”. Soo Ha: “Min Joon Gok ada di sana”. Hye seong jadi panik. Telepon berdering... Soo Ha mengangkatnya, tapi lalu dia terdiam lama. Hye seong yang penasaran bertanya dengan wajah yang semakin khawatir “siapa yang menelpon?”, Soo Ha masih diam terpaku. Hye seong : “ aku tanya, siapa itu?!” Hye seong tak bisa lagi membendung rasa takut dan paniknya..
Siapa sebenarnya yang menelpon dan dana berita seperti apa yang disampaiakn hingga membuat Soo Ha berekspresi demikian?

Saat itulah aku menyadari, mimpi buruk ibu belum berakhir. Itu baru saja dimulai. Dan mimpi buruk itu meramalkan sesuatu yang jauh lebih buruk dari  yang kami duga (Hye Seong)
Episode 7 ends.

Melihat perkembangan hubungan antara Hye Seong dengan Kwan Woo, apa yang akan dilakukan Soo Ha? Apakah dia akan diam saja dan menyerahkan Hye seong pada orang lain padahal dia telah mencari dan menunggu  selama 10 tahun ini?
Soo Ha, yang setelah ditinggalkan ayahnya, tidak lagi memiliki siapa-siapa untuk bersandar, terus berusaha menjalani hidup dalam kesepian dan harapan. Berusaha menjadi kuat agar bisa melindungi satu-satunya orang yang berada di pihaknya 10 tahun lalu. Soo ha yang tak pernah membuka hati untuk siapapun, kini setelah bertemu wanita penyelamatnya, merasakan bahwa ada yang peduli padanya. Meski bukan kepedulian seorang kekasih, setidaknya itu menghangatkan hatinya. Dan dia rela melakukan apapun demi orang itu, seolah dialah tujuan hidupnya. Park Soo Ha....

No comments:

Post a Comment