Lawyer Jang makan sendirian di rumah makan setelah
sebelumnya menolak makan bersama rekan-rekan sekantornya, dan berbohong bahwa
dia ada janji dengan temannya.
Tak disangka rekan2nya datang ke tempat yang sama. Hye seong ngumpet di balik meja dan
mendengarkan pembicaraan mereka (...hahaha, jaim sih).
Lawyer Cha menceritakan hasil pertemuannya dengan si kembar, yang ternyata mereka membunuh untuk membalas dendam karena kekasih salah satu dari mereka diperkosa oleh korban (ternyata!). Lawyer Shin mengatakan, jika dia menjadi pengacara mereka, dia tetap akan berusaha agar hukumannya lebih ringan, karena itulah yang seharusnya dilakukan pengacara publik. Lalu Lawyer Cha kepikiran apakah Lawyer Jang dan Jaksa seo telah merencanakannya (agar si kembar sama-sama diputuskan bersalah). Sebenarnya Lawyer Cha tahu itu, tapi dia tidak menyalahkan Hye seong. Menurutnya Hye seong punya cara tersendiri untuk mengungkap kebenaran. Tapi menurut Lawyer Sin, Hye seong tetap salah. Kwan woo kembali membela Hye seong dan mengatakan bahwa Hye seong tidak salah, mereka hanya berbeda. Hye seong mendengarnya.....hmmm.
Lawyer Cha menceritakan hasil pertemuannya dengan si kembar, yang ternyata mereka membunuh untuk membalas dendam karena kekasih salah satu dari mereka diperkosa oleh korban (ternyata!). Lawyer Shin mengatakan, jika dia menjadi pengacara mereka, dia tetap akan berusaha agar hukumannya lebih ringan, karena itulah yang seharusnya dilakukan pengacara publik. Lalu Lawyer Cha kepikiran apakah Lawyer Jang dan Jaksa seo telah merencanakannya (agar si kembar sama-sama diputuskan bersalah). Sebenarnya Lawyer Cha tahu itu, tapi dia tidak menyalahkan Hye seong. Menurutnya Hye seong punya cara tersendiri untuk mengungkap kebenaran. Tapi menurut Lawyer Sin, Hye seong tetap salah. Kwan woo kembali membela Hye seong dan mengatakan bahwa Hye seong tidak salah, mereka hanya berbeda. Hye seong mendengarnya.....hmmm.
Hye seong yang ngumpet akhirnya ketahuan juga gara-gara
ahjuma pemilik rumah makan yang mengantarkan pesanannya. Untuk menutupi rasa malunya, dengan angkuh dia
mengatakan bahwa dia menjatuhkan uang, lalu segera beranjak pergi... wkwkwkwk.
Kwan woo mengejarnya. Di luar, Kwan woo mengatakan bahwa Hye seong tidak salah. Sepertinya Hye seong senang mendengarnya, lalu ia mengajak Kwan Woo nonton (what!!!). Hye seong menegaskan ini bukan kencan, dan menyuruh Kwan Woo tidak menggunakan kacamata, mengganti tatanan rambutnya dan tidak menggunakan sepatu hitam dan kaos kaki putih saat nonton nanti.
Kwan woo mengejarnya. Di luar, Kwan woo mengatakan bahwa Hye seong tidak salah. Sepertinya Hye seong senang mendengarnya, lalu ia mengajak Kwan Woo nonton (what!!!). Hye seong menegaskan ini bukan kencan, dan menyuruh Kwan Woo tidak menggunakan kacamata, mengganti tatanan rambutnya dan tidak menggunakan sepatu hitam dan kaos kaki putih saat nonton nanti.
Dalam perjalanan pulang, Soo ha melewati penjual boneka yang
bisa merekam suara. Dia membeli satu dan merekam kata-kata untuk Hye seong. Lalu
tiba-tiba ada kejar-kejaran polisi dan pencopet.. (*ah, siapa sih nama polisi
ini????*) Soo ha pun turun tangan dan dengan mudah melumpuhkan pencopet itu.
Saat akan mengambilkan pistol polisi yang terjatuh, polisi itu mencegah dan
mengatakan dia akan mengurusnya sendiri, penjahat maupun pistolnya. Padahal
kelihatan dia itu kewalahan menghadapi si penjahat.
Sampai di depan pintu rumah, Soo ha bersiap-siap akan
memberikan bonekanya, tapi tiba-tiba Hye seong keluar dengan dandanan rapi. Soo
Ha segera tahu Hye seong akan kencan dengan Lawyer Cha. Hye seong berlasan
bahwa dia hanya merasa tidak enak karena telah menusuk lawyer Cha dari belakang
di persidangan tapi Lawyer Cha tidak menyalahkannya. Dalam hati –yang tentu
bisa didengar Sooha—Hye seong menambahkan bahwa Lawyer Cha mengatakan apa yang
ingin dia dengar, bahwa dia tidak salah dan melakukan hal yang benar.
Di rumah, Soo ha memutar rekaman di bonekanya, “ Good job
Lawyer Jang”.
Lawyer Cha mengikuti perintah Hye seong: tidak menggunakan
kaca mata, sepatu hitam maupun kaos kaki putih, dan mengubah gaya rambutnya
dengan membiarkan poninya terurai bukan belah samping seperti biasanya (*tapi
kok tetep keliatan culun ya....abaikan*). Dia juga membelikan Hye seong coklat.
Sementara itu, polisi yang tadi dibantu Soo ha menangkap pencopet, bingung karena pistolnya hilang dan langsung berpikiran Soo ha yang mengambilnya. Dia berpikiran Soo ha mengambilnya untuk membunuh Joon Gook karena Soo ha pernah mengatakan jika polisi-polisi itu tidak bisa menemukan Joon Gook, dia sendiri yang akan mencari dan membunuhnya.
Sementara itu, polisi yang tadi dibantu Soo ha menangkap pencopet, bingung karena pistolnya hilang dan langsung berpikiran Soo ha yang mengambilnya. Dia berpikiran Soo ha mengambilnya untuk membunuh Joon Gook karena Soo ha pernah mengatakan jika polisi-polisi itu tidak bisa menemukan Joon Gook, dia sendiri yang akan mencari dan membunuhnya.
Lawyer Cha sudah di ujung zebracross dimana Lawyer Jiang berada. Dia melambaikan tangan
bahkan memperlihatkan dia tidak memaki sepatu hitamnya. Tapi kemudian hp hye
seong berbunyi dan dia segera mengangkatnya. Ternyata itu polisi tadi yang
mengatakan bahwa pistolnya hilang dan mungkin Soo ha telah mengambilnya. Hye
Seong panik ,dia langsung naik taksi dan pergi meninggalkan Kwan Woo.... *aahhh... kasian si naive Kwan Woo*.
Sampai di rumah ternyata Soo Ha baru selesai mandi. Belum sempat bertanya apa-apa, dua polisi itu datang. Hye seong semakin panik dan menyuruh Soo Ha diam di kamar. Hye seong tergesa-gesa membasahi rambutnya denga shower di wastafel lalu membungkus rambut sekenanya dengan handuk. Baru dia keluar menemui dua polisi. Hye seong minta maaf karena dia sedang keramas jadi agak lama, dan menjelaskan bahwa dia selalu di sisi Soo ha jadi tidak mungkin Soo ha melakukannya (mengambil pistol maksudnya). Lalu polisi itu mengatakan kedatangannya hanya untuk ngabari bahwa pistolnya sudah ketemu. OMG.....!! Hye seong langsung terduduk lemas di depan pintu, rasanya plong! Lalu setelah menyadari keadaan, Hye seong langsung marah-marah pada dua polisi tadi (rasain tuh kena semprot mulut tajam Hye Seong, heheh...).
Soo ha mendengarkan dari dalam kamarnya, bagaimana Hye seong
berusaha mengatasi keadaan dan membela Soo Ha. Setelah mendengar penjelasan dan
puas memarahi polisi, Hye seong masuk lagi dan terjongkok lemas di depan pintu
(tapi kali ini di sebelah dalam pintu). Soo ha keluar kamar. Hye tak perlu
menjelaskan apa yang terjadi karena Soo ha sudah mendengar semuanya.
Soo Ha: “kau berpikir aku benar-benar mencuri pistol?”.
“Apa? Ya...” jawab Hye seongragu-ragu. lalu lanjutnya dalam hati, “apakah dia akan marah karena aku berpikiran begitu? Apa yang dia
pikirkan?”. “Aku tidak berpikir
apa-apa. Hanya saja kamu mungkin merasa malu dengan wajahmu.” Hye seong
menjawab dengan cepat bahwa dia tidak malu, sambil beranjak ke kamarnya.
Soo Ha melanjutkan, “dan aku pikir, seseorang peduli
padaku.” Soo Ha mengatakannya sambil tersenyum dan memandang hye seong yang
sudah berlalu ke kamarnya... (*oooh, pandangannya dan senyumna itu... bikin melting :P*)
Di kamarnya, saat duduk di depan cermin, Hye seong terkejut
dan shock melihat wajahnya yang belepotan maskara. Dan semakin shock saat
teringat Lawyer Cha yang dia tinggalkan,,, wkwkwkwk....
Dia pun segera menelpon Lawyer Cha (atau mengangkat telpon
ya?). Lawyer Cha menanyakan apakah ada masalah, Hye seong menjelaskan tidak ada
apa-apa. Seorang yang dia kenal membuat masalah di rumah, tapi semuanya sudah
beres. Hye seong minta maaf dan menanyakan apakah Lawyer Cha sudah ssampai
rumah. “sudah, aku baru saja sampai rumah” lawyer Cha berbohong, padahal dia
tak jauh dari rumah Hye seong, gemetaran-ngosngosan-dan mandi keringat (*aku
gak tega liatnya...*). Saat mendongak ke
arah teras rumah hye seong, lawyer Cha melihat Soo ha, begitu pula Sooha juga
melihat Lawyer Cha. Dan ketika Hye seong juga ke teras untuk mengangkat
jemuran, Soo Ha berusaha menghalang-halangi agar dia tidak melihat Lawyer Cha
dan mengatakan dia yang akan mengangkat jemuran. Soo Ha tersenyum penuh kemenangan.(Yess, rasain lu gak jadi ngedate!!! hahaha *suarahati Soo Ha versi Maki*)
Di rumah sambil melipat jemuran, Soo ha bertanya apakah Hye
seong bicara dengan Lawyer Cha di telepon. “ya, katanya dia sudah pulang.” Lalu
Hye seong memuji Soo ha yang ternyata cukup pintar sambil membuka kertas daftar
nilai milik Soo Ha...*nilainya 100 semu laho!!* Hye seong menggoda Soo ha dengan mengatakan Soo ha pasti
membaca pikiran guru untuk mengetahui jawaban ujian, makanya nilainya
bagus-bagus. Soo ha berusaha merebut kertas nilai itu. Setelah berhasil
mendapatkannya, dia berkata “guru harus menjawab pertanyaannya dulu agar aku
tahu jawabannya” yang maksudnya Soo Ha tidak mendapatkan jawaban ujian dengan
membaca pikirannya guru.
Hye seong:“jadi kamu memang beneran cerdas ya..” . Soo Ha menjawab sambil melanjutkan melipat baju jemuran “selain itu aku lebih cepat paham dari pada anak-anak lain di kelas karena aku membaca pikiran guru. Itu terjadi begitu saja.” Lalu Soo Ha menyadari ada sesuatu yang aneh dengan arah pembicaraan itu. “apa aku lebih pintar dari kelihatannya? Tampak seperti apa aku ini?”. “ Kamu tampak seperti playboy”, jawab Hye seong (hahaha...!). “dan dengan ekpresi wajah seperti itu, kamu terlihat menakutkan.” Lanjutnya. “jadi kamu pikir aku mungkin mencuri pistol itu? Dan kamu begitu ketakutan sampai meninggalkan kencanmu?” tanya Soo ha kembali menyinggung masalah pistol hilang. “aku tidak takut, tapi khawatir”
Hye seong:“jadi kamu memang beneran cerdas ya..” . Soo Ha menjawab sambil melanjutkan melipat baju jemuran “selain itu aku lebih cepat paham dari pada anak-anak lain di kelas karena aku membaca pikiran guru. Itu terjadi begitu saja.” Lalu Soo Ha menyadari ada sesuatu yang aneh dengan arah pembicaraan itu. “apa aku lebih pintar dari kelihatannya? Tampak seperti apa aku ini?”. “ Kamu tampak seperti playboy”, jawab Hye seong (hahaha...!). “dan dengan ekpresi wajah seperti itu, kamu terlihat menakutkan.” Lanjutnya. “jadi kamu pikir aku mungkin mencuri pistol itu? Dan kamu begitu ketakutan sampai meninggalkan kencanmu?” tanya Soo ha kembali menyinggung masalah pistol hilang. “aku tidak takut, tapi khawatir”
Hye seong melanjutkan dengan menceritakan kasus JPS dan
JPJ yang melakukan pembunuhan untuk membalas dendam pria yang telah memperkosa
kekasih salah satu dari mereka. Mereka membunuh orang yang mereka anggap tidak
pantas ada di dunia ini. Dan mereka melakukannya karena tidak percaya pada hukum.
“orang-orang macam itu, ada kau dan aku. Meskipun kamu ingin membunuhnya,
jangan lakukan. Maka semua alasan (untuk membunuh) akan hilang. Bagaimanapun
buruknya Min Joon Gook yang membuat kita membencinya, semua itu akan hilang. Ketika
kita membunuhnya kita bukan korban, tapi kita menjadi pembunuh. Jadi jangan pernah
berpikiran untuk membalas dendam pada min Joon Gook. Oke?!” Soo ha diam saja,
lalu Hye seong memegang wajah Soo Ha dan menyuruhnya menjawab. Setelah diam
cukup lama, Soo Ha berkata, “tapi bagaimana jika dia berusaha membunuhmu?” Hye
seong melepaskan tangannya dari wajah Soo ha sambil menjawab “meskipun begitu,
jangan lakukan. Karena aku akan menjaga diriku sendiri. Jangan pernah
mengatakan kamu akan membunuh Min Joon Gook lagi.” Kemudian Hye seong mengambil
kertas nilai Soo ha lagi dan melanjutkan kata-katanya, “ jika kamu menjadi
pembunuh, itu hanya akan menyianyiakan prestasimu. Kamu beruntung. Kamu pasti
bisa masuk di universitas manapun yang kamu mau.” Soo ha hanya diam tidak
menjawab.
Polisi yang tadi kehilangan pistol meminta pada rekannya
agar merahasiakannya. Lalu rekannya bertanya mengapa dia berpikiran Soo ha yang
mengambilnya. Polisi satunya menjawab, “itu karena saat dia melihat pistol itu
jatuh, aku melihat matanya.” Rekannya : “kenapa?”
Soo ha yang berada di dalam kamarnya membuka buku yang di
dalamnya ada kartu nama sebuah toko yang menyediakan alat pelacak dan kamera
pengintai. Dan terdengar suara polisi tadi melanjutkan kata-katanya, “aku
merasa dia akan melakukan sesuatu dengan pistol itu. Aku merasa takut dan
tegang”. Dan tatapan Soo Ha kali ini memang
tajam, dalam, dan menakutkan.
Soo Ha benar-benar mendatangi toko di kartu nama itu. Dia
minta petugas toko untuk melacak sebuah nomor telepon, yang sepertinya itu
nomor Joon Gook. Sampai di rumah, Soo ha
duduk diam di kamarnya, dengan raut wajah yang misterius. Sementara itu di
tempat lain, Joon Gook juga duduk diam di kamarnya menatap makanan dari Ibu Hye
seong. Adegan berpindah-pindah seting, antara Soo Ha dan Joon Gook, dengan
backsound yang membangun suasana mencekam. Soo Ha berbaring di kamarnya,
wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu tiba-tiba dia bangkit duduk.
Beralih ke Min Joon Gook, dia membuang makanan dari Ibu Hye seong dengan
ekspresi penuh kebencian. Kembali ke Soo Ha yang membuka kertas nilainya dan
sepertinya mempertimbangkan kata-kata Hye seong , tapi kemudian
diremas-remas kertas itu dan dibuang. Sesaat kemudian, Soo ha memegang pisau
lipat dan dari raut mukanya sepertinya
dia telah memutuskan sesuatu dan membulatkan tekadnya....
Apa yang akan
dilakukan Soo denga pisau itu? Dan bagaimana rencana balas dendam Joon Gook?
Ends.
Oh, i’m scared to death!! Rasanya seperti nonton film
thriller aja...episode 6 ditutup dengan kesan yang menegangkan, ekspresinya,
suasananya, bahkan backsound-nya... deg..deg..deg...... perlu beberapa saat
sampai aku bisa rileks lagi dan tersenyum dan bilang ke diriku sendiri: Hey,
It’ just drama..!!hahaha... apa aku terlalu terbawa suasana drama ini?? Whoaa..
Drama ini bener-bener beda! Hebat banget, daebak!! Bukan hany LJS, tapi keseluruhan
drama ini kereeeen abis!
No comments:
Post a Comment