Suasana di sekolah.. siswa-siswa
berlomba dengan waktu menuju kelas masing-masing. Tak terkecuali seorang murid
laki-laki dengan headphone menggantung di leher, tampak sedang bergegas pula ke
kelasnya (*he is our hero, Park Soo-Ha...hohoho*)
Sementara itu, di sebuah ruang kelas, di
belakang deret bangku terakhir, tampak sekelompok siswa sedang menyiapkan
sesuatu. Aaaaaaaah.... apa yang mereka lakukan? Mencurigakan!! Sepertinya
sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjai seseorang. Siapa ya kira-kira yang
bakalan jadi korbannya?? Entahlah, semoga bukan jagoan kita aja aja!
Kembali ke our hero, Park Soo-Ha (Lee Jong-Suk) yang sedang
menuju kelas, dia berjalan dengan santai mengiringi seorang siswa perempuan di
depannya (Ssang-Ko) yang membawa tong sampah (mungkin dia habis piket buang
sampah gitu...). Begitu sampai di pintu kelas, anak-anak yang tadi
“merencanakan sesuatu” , berusaha bertingkah biasa saja dan menyuruh Ssang-Ko
untuk mengambil sapu dan membersihkan lantai. Padahal tadi gagang sapunya sudah
dikasih lem, dan lantainya dituangi minyak (bisa ditebak, kan... rencana jahat
mereka!!!).
Tapi sebelum Ssang-Ko mengambil sapunya, Soo-Ha sudah mendahuluinya.
“ hei, hei, hei! Jangan! Jangan lakukan itu!!”, mereka berusaha
mencegah Soo-Ha. Tapi terlambat..
“kenapa?” jawab Soo-Ha sambil memegang sapu, dan.....
“ah, kenapa ini? Apa ini lem?”, lalu... Bruk!! Dia jatuh gara-gara menginjak
lantai yang berminyak (hiks,, poor Soo-Ha T-T). Why, he acted like that? Apa Cuma kebetulan
aja?? Owh... ternyata tidak, pembaca! hahaha.... *narator mode on*
Soo-Ha ini ternyata sudah tahu rencana jail mereka...Lho,
kok bisa??!!!
Dengan hanya menatap mata anak-anak jail itu, Soo-Ha tahu
apa yang ada dalam pikiran mereka, dan inilah kelebihannya -bisa mendengar
pikiran/suara hati orang lain- (dan mungkin ini juga yang menjadi alasan drama
ini judunyal “I Hear Your Voice”). Soo-Ha
sudah tahu rencana jahat itu, tapi tetep mau gantiin posisi Ssang-Ko (untuk
melindunginya), bahkan sampe berpura-pura termakan rencana jahat mereka...
ooooh, so sweeeeet.... (^-^).
Karena rencananya untuk ngerjain Ssang-ko gagal, salah
seorang dari anak-anak jail itu (yang kayaknya sih ketua kelompoknya), jadi
marah. Dia berusaha memukul Soo-Ha, tapi Soo-Ha selalu bisa menghindar dengan
mudah, dan akhirnya dia kelelahan sendiri. Ketika di bermaksud menyerang Soo-Ha
lagi, tiba-tiba, BUKKK!!! Tendangan Soo-Ha
mendarat di perutnya, Kalah telak!! Yes!
BRAVO Soo-Ha!!!! Hahahah....
Apakah insiden ini selesai sampai di sini saja??
Jawabannya:TIDAK!!
Lanjut di toilet cowok, heheh... pas ketua kelompok anak
jail tadi lagi di toliet, tiba-tiba Soo-Ha nongol dan bilang, “apa kamu
penasaran bagaimana aku bisa mengalahkanmu tadi?” sambil memegang pipi ketua kelompok dengan
kasar, Soo-Ha melanjutkan dengan ekspresi mengancam“dengan melihat mata
seseorang, aku bisa tahu apa yang ada dalam pikirannya. Dimana mereka akan
memukul, bahkan kemana mereka akan lari...”
“be...benarkah?” si ketua kelompok tampak ketakutan. “haha.. itu
bohong!kena kau!” nyante banget Soo-Ha bilang begitu sambil ketawa “mana ada
trik rahasia seperti itu. Kamu hanya meleset saja” ah.. Soo-Ha.. baik banget,
udah dikerjai tapi masih berusaha untuk bersikap baik. Tapi bikin deg-degan
juga, tak kira beneran buka rahasia, ternyata Cuma menggertak aja, fiuuh...
mana seru ya, kalo dari awal udah ada yang tau kekuatannya.
Tapi kemudian ada sesuatu yang membuat Soo-Ha tampak diam
terpaku sambil memandang si ketua kelompok (antara sedih dan marah
kayaknya...). kenapa..? karena Soo-Ha mendengar kata hati anak itu, “dasar anak yatim lemah. Aku memberimu
kesempatan karena kamu tampak menyedihkan” (*dasar jahat!!! Seumpama dia
kertas, udah kuremas-remas. Lalu kubuang ke tong sampah*)
Soo-Ha berjalan keluar gedung sekolah. Dia mengambil HP di
saku dan akan menyambungkannya ke headphone. Gantungan HP... dia memegang
gantungan Hpnya kemudian kenangan masa lalunya muncul kembali....
*Flash
back................
Di dalam mobil, seorang anak dan ayahnya.... anak itu
bernyanyi mengikuti lagu yang diputar di radio mobil sambil memegang HP dan memainkankan gantungannya.
If i’m not alone, then
nothing in this world can scare me
I’ll be next to you
forever
Ketika mereka sedang membicarakan rencana akhir pekan,
tiba-tiba dari arah depan, truk besar menghantam mobil mereka. Ayah memanggil
-manggil sang anak (yang ternyata Soo-Ha kecil). Keduanya masih hidup tapi terluka parah dan
Soo-Ha mengatakan bahwa kepalanya sakit.
Seseorang keluar dari truk menuju mobil Soo-Ha. Ayah meminta tolong agar anaknya
dikeluarkan karena terluka, tapi Soo-Ha kecil malah terkejut dan ketakutan. Dia
mendengar pikir orang itu yang ternyata memang berniat membunuh ayah. Orang itu
kembali ke truknya. Sementara Soo-Ha berusaha menyuruh ayahnya untuk segera
lari. Ketika orang itu kembali ke mobil mereka, Soo-Ha semakin ketakutan karena
tahu niat jahatnya tapi Soo-Ha tidak bisa berbuat apa-apa, selain hanya anak
kecil, waktu itu kondisinya luka parah. Dan terjadilah hal yang menyakitkan
itu... di depan matanya, Soo-Ha menyaksikan ayahnya dibunuh secara kejam...
hiks.hiks.hiks.tragis...!!!
Orang itu bener-bener jahat!! Gak puas hanya membunuh ayah,
dia juga berniat membunuh Soo-Ha. Pintu mobil dibukanya, sementara Soo-Ha
menangis ketakutan sambil
memanggil-manggil ayahnya, orang itu memegang pemukul dengan kedua
tangannya, ketika hendak melayangkannya tiba-tiba.....
Flashback ends..
Back to Soo-Ha at present time “sejak hari itu, ada dua macam suara di duniaku. Yaitu suara yang bisa didengar
oleh semua orang dan suara yang hanya bisa didengar olehku. Duniaku lebih
berisik dibandingkan dunia orang lain.”
Park Soo-Ha berdiri
--dengan mengenakan headphone-nya—sambil memandang lapangan di depannya.
SooHa menuju tepi lapangan dan duduk-duduk di tangga.
Seorang anak perempuan (yang merupakan anggota anak-anak jail tadi) menghampiri
dan duduk di sampingnya. dia memberikan botol berisi cairan warna pink pada
Soo-Ha dan menyuruh Soo-Ha membersihkan tangannya dengan itu.
Anak perempuan itu (yang aku belum tahu namanya,,hehe)
penasaran apakah Soo-Ha suka sama Ssang-Ko. “tidak” jawab Soo-Ha
Anak perempuan itu makin penasaran sama Soo-Ha “saat hari
valentine, kamu bilang ada seseorang yang kamu suka?”
“benar, ada seseorang yang aku sukai” jawab Soo-Ha lagi
Mbaknya itu masiiiih aja penasaran dan bertanya-tanya dalam
hati, yang tentu saja bisa didengar sama Soo-Ha, dan Soo-Ha pun menjawab pass
sesuai dengan pertanyaan dalam hati mbaknya itu,, hehe...bahkan Soo-Ha juga tau
ketika anak perempuan itu berharap dialah
orang disukai Soo-Ha (wkwkwkwkwk... ngarep ya mbak! Sumpah lucu banget pas
adegan ini).
Sementara
itu di tempat lain, seorang wanita (Lee Bo-Young as Hye-Seong) dengan pakaian
rapi ala kantoran, sedang berjalan ketika tiba-tiba ada bola menggelinding melalui
genangan air kotor dan mengenainya. Anak-anak yang bermain bola itu memintanya
untuk melempar kembali bolanya. Si wanita pun mengambil bola dan melemparnya,
tapi bukan melempar kembali ke anak-anak itu melainkan melemparnya ke
belakang.. wkwkwk... dengan raut wjah yang tidak berubah.. padahal jalanan di
belakangnya menurun lho, so, tau sendiri kan gimana nasib bola itu?? Xixixi...
menggelinding sampai jauuuuh entah kemana, hahaha....
Sampai di pengadilan, Hye-Seong menjalankan tugasnya sebagai
pengacara, tapi alamaaaaak... gayanya yang malas-malasan itu lho, bikin segenap
orang dipengadilan heran dan shock!!!
Di luar gedung pengadilan, ada seorang ahjuma lagi mbagiin
sesuatu secara gratis, mungkin semacam promo produk gitu, Hye-Seong yang sedang
lewat pun menerima barang gratisan itu sambil bicara di telepon dengan ibunya yang
memaksa dia untuk menjadi pengacara publik. Selesai teleponan, dia balik ke
ahjuma dan minta barang gratisan lagi. Si ahjuma rada gak rela,
tapi Hye-seong malah ngambil sendiri dan banyak pula!! Ya udah, merengut dan heranlah si ahjuma itu
( mungkin dalam hatinya nggerundel..kok ya adaaaaa orang kayak gitu..hahaha).
Hari interview untuk pengacar publik telah tiba. Salah
seorang pelamar, Cha Gwan-Woo, memasuki gedung interview. Sebelumnya, di luar
dia membaca pengumuman, bahwa interview pengacara publik di gedung bagian timur
ruang nomor 529. Tapi yang dia baca hanya tulisan RUANG 529. Begitu sampai di
ruang tersebut, ternyata hanya ada satu orang, Hye-Seong, yang sepertinya sudah
menunggu sejak tadi sambill ngegame. Gwan-Woo menawari kisi-kisi pertanyaan,
tapi Hye-Seong menolaknya. Setelah beberapa saat menunggu, ada yang masuk lagi
dan mengatakna bahwa mereka salah ruang. Interview di gedung sebelah TIMUR,
sedangkan ini gedung sebelah BARAT..wkwkwk. Hye-Seong langsung cabut lari
diikuti Gwan-Woo yang kewalahan mengimbangi larinya Hye-Seong. Sampe di tempat
interview sebenarnya, ternyata sudah
banyak saingan yang datang, wah.. wah... *geleng-geleng liat tingkahnya
Hye-Seong!
Saat interview ini, Hye-Seong menceritakan kisah masa
kecilnya yang membuat interviewer penasaran. Dari sini jadi tau, ternyata yag
membuat pak penjahat gak jadi membunuh Soo-Ha adalah Hye-Seong.
Flashback..............start!
Hye Seong kecil tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai
tukang masak di keluarga seorang hakim kaya. Hakim ini punya anak perempuan
seumuran dan sekolah bareng Hye-Seong. Saat sedang ujian, Hye-Seong memergoki
anak hakim ini nyontek, sehingga dapat nilai tinggi. Karena dapat nilai tinggi,
anak hakim itu mangadakan pesta kembang api bersama teman-temannya di rumah.
Saat Hye-Seong mengantarkan makanan, dia diajak ikut pesta dan diberi kembang
api. Belum sempat menyalakannya, tiba-tiba mata anak hakim terkena kembang api
sehingga menjadi buta sebelah. Hye-seong dituduh sebagai pelakunya. Ibu
Hye-Seong percaya pada putrinya karena dia sempat menangis ketika membela diri.
Padahal ibu tau, Hye-seong bukan tipe anak yang suka menangis, bahkan ketika
ayahnya meninggal, dia sama sekali tidak meneteskan air mata. Hye-Seong hanya
menangis ketika dia diperlakukan tidak adil. Akhirnya Hye-Seong dan ibunya
keluar dari rumah pak hakim.
Saat akan pergi, Pak hakim memberikan amplop berisi uang ke
ibunya Hye Seong. Hye seong menolak, tapi ibunya malah menerimanya. Hye Seong
pun marah dan tidak mau pergi dengan ibu, dia bertahan di depan rumah pak hakim
sampai ibu mau mengembalikan uang itu. Ibu pergi meninggalkan Hye Seong, tapi
tidak benar-benar pergi. Ternyata ibu pergi ke toko buku dan memborong
buku-bukunya pak hakim (entah buku
tulisannya ato tentangnya), membawa buku itu ke depan rumah pak hakim
lalu membakarnya... (Wow, keren juga ya ibu satu ini ya!*)
Tentu saja tindakan ibu membuat hye seong terkejut dan
terharu, sementara pak hakim terkejut dan mmuarah!!! Hahaha... puas liatnya!:p
Tentu saja tindakan ibu membuat hye seong terkejut dan
terharu, sementara pak hakim terkejut dan mmuarah!!! Hahaha... puas liatnya!:p
TO BE CONTINUED...........
Catatanku:
Di episode pertama ini, aku belum begitu paham nama masing-masing tokohnya. jadi sering menyebut mereka dengan "pak penjahat", "pak hakim", "anak pak hakim" dll... maaf kalo readers merasa terganggu ya...
Dua tokoh utama kita di sini ternyata enggak seumuran. yang cowok lebih muda... apakah tetep akan ada loveline di antara keduanya?? aku penasaran... kalo iya, berarti bakalan jadi Noona-Dongsaeng couple yach... kita tunggu aja.
No comments:
Post a Comment