Di dalam bus tahanan, Si kembar tersenyum penuh kemenangan.
Hye seong masih tidak terima bahwa dia salah sedangkan Do yeon benar. Soo ha berusaha menyadarkan
Hye seong sambil memegang kedua tangannya. Hye seong berusaha melepaskan diri
dari Soo ha tapi Soo ha tetap memegang tangan Hye seong sambil menatapnya dengan
tajam dan berkata, “mungkin sebaiknya kamu berhenti menjadi pengacara.” Hye
Seong: “apa?!”. Soo Ha: “ sepuluh menit
yang lalu kamu berkata....”.
Flashback ke saat Hye Seong bertemu Do yeon di gedung
pengadilan pasca sidang. Hye seong mengatakan bahwa masalah terbesar adalah
orang yang mengetahui bahwa dia salah tapi tidak mau mengakuinya. Flashback
ends.
Hye seong terkejut menyadari bagaimana Soo Ha sebenarnya.
Orang yang selama ini dia anggap akan selalu dipihaknya apaun yang terjadi,
ternyata saat ini justru menentangnya. Hye seong mengatakannya dalam hati, tapi
bukankah Soo Ha bisa mendengarnya?? Seketika itu juga Soo ha melepaskan tangan
Hye seong dan Hye seong langsung pergi dengan tatapan super sebal!!
Sebenarnya di sini bukan masalah keberpihakan, tetapi
masalah benar dan salah. Soo ha akan mengatakan salah jika memang salah,
bukannya mengatakan kata-kata manis tetapi berisi kebohongan.
Sepeninggal Hye seong, Soo Ha terpaku di tepi jalan dengan
tatapan yang sangat sedih. Di ruangannya, Hye seong masih saja ngomel karena
kesal. Melaui jendela dia melihat, Soo Ha masih di di depan kantornya, duduk di
bangku dengan wajah sedih, lalu dia berteriak sehingga membuat sekretaris
kaget, heheh...
Sampai malam, Soo Ha masih menunggu di tempat yang sama. Perlahan dia beranjak dan berjalan pelan, lalu apa yang di hadapannya berubah, sebuah rumah. Soo ha terus berjalan menuju rumah itu. Dia melangkahkan kaki memasuki gerbang rumah.... dan dimulailah kenangan masa lalunya ketika Soo Ha kecil memasuki rumah itu. Dia dituntun seorang petugas kepolisian. Ternyata itu rumah pamannya. Mellihat Soo Ha, pamannya itu tampak tidak suka tapi terpaksa menerima Soo Ha. Sepertinya paman mau pindahan karena rumahnya sudah bersih dari perabotan. Mereka lalu makan bersama di lantai dengan beralaskan koran, bersama anak-anak kecil lainnya (mungkinkh itu anak-anaknya paman?). Soo Ha tahu kalau pamannya itu tidak suka. Di depan akuarium kecil, Soo Ha menangis, mengatakan bahwa tangannya sakit, tapi tidak ada yang peduli. Kembali ke Soo Ha dewasa.... sepertinya kesedihan itulah yang saat ini dia rasakan, merasa ditelantarkan dan tak ada yang peduli padanya. Soo Ha tetap menunggu Hye seong karena dia tidak mau kehilangan satu-satunya orang yang peduli dan berharga baginya.
Episode 6: ditelantarkan oleh seluruh dunia
Akhirnya Hye seong keluar menemui Soo Ha dan meminta Soo Ha
menarik kembali kata-katanya bahwa dia sama saja dengan Do Yeon. Soo Ha
menolak. Hye seong:“Mulai sekarang aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk
mengungkap kebenaran. Aku akan membuktikan bahwa si kembar sama-sama terlibat
dalam pembunuhan. Kamu mengerti yang aku katakan?!”
Soo ha menjawab, “mungkin”. Hye seong membalas dengan agak
dongkol, “aku akan mengakui bahwa aku salah, dasar idiot!!!” Hahaha...yes!!
tidak sia-sia Soo Ha menunggu sampe malam. Tersenyum.... *oooohh... rasanya
lega banget liat senyum itu*. Melihat Senyum Soo Ha, Hye seong malah mencak-mencak,
“apa kamu anggap ini lucu?! Memangnya mudah bagi seseorang utnuk mengakui bahwa
dia salah apalagi di hadapan musuhnya! Tidak semua orang bisa melakukannya,
tapi aku bisa. Kenapa? Karena aku lebih baik dari orang pada umunya. Jadi tarik
kembali kata-katamu tadi, bahwa aku salah pada Do yeon!”. Sepertinya Soo ha
sangat menikmati pemandangan ini, Hye seong yang mau menerima bahwa dia telah
salah tapi tetap berusaha mati-matian menjaga harga dirinya dengan berargumen
bahwa apa yang dia lakukan (mau mengakui kesalahan) adalah tindakan hebat yang
tidak semua orang bisa melakukannya (kelihatan banget betapa Soo Ha sangat sayaaaang pada unnienya). Soo ha pun menjawab bahwa Hye seong tidak
salah, dia hanya berbeda, “salah artinya tidak benar, sedangkan berbeda artinya
tidak sama. Dalam kasus ini, kamu seharusnya menggunakan kata ‘berbeda’. Apakah
vocabulary-mu hanya selevel itu?” Hehehe.. kena’ deh Hye seong. Soo Ha
melanjutkan bahwa Hye seong berbeda dari jaksa itu, sangat berbeda. Selesai.
Kekesalan Hye Seong langsung hilang, lalu segera mengajak Soo Ha belanja.
Wkwkwk... *rasanya kok dewasa Soo Ha, ya... Hye seong kliatan kekanakan banget
ketika menerima kritik. Maunya mendengar yang bagus-bagus saja tentang dirinya.
Sepertinya dari kejadian ini Soo Ha belajar, bagaimana menegur Hye seong ketika
dia salah, yaitu jujur tapi jangan
terlalu to the point, dan bagaimana meredakan kemarahan/kekesalan Hye seong, yaitu memujinya.*
Mereka belanja dengan bahagia. Lalu tiba-tiba Soo Ha terpaku
di hadapan akuarium. Tak lama kemudian dia menoleh pada Hye seong sambil
tersenyum. Mungkin itu mengingatkan dia saat kecil, dimana dia kesepian dan
hanya bisa bicara pada ikan yang ada di akuarium. Tapi sekarang berbeda,
sekarang ada Hye seong yang peduli dan bisa dia ajak bicara. *jadi penasaran,
bagaimana Soo Ha kecil menjalani hidupnya*.
Esoknya, Hye seong menemui JPS di tahanan. Hye seong mencoba
menggertak, bahwa jika JPS berbohong meski hanya 1%, maka 99% lainnya juga akan
menjadi kebohongan. JPS jadi penasaran apakah saudara kembarnya mengatakan
sesuatu. Hye seong menjawab, jika JPJ mengatakan sesuatu... kenyataan bahwa JPS dan JPJ merencanakan
pembunuhan itu mungkin akan tersebar. JPS sempat terkejut, tapi kemudian
menyadari itu hanya gertakan, dan dia balik menggertak dengan mengatakan bahwa
sebagai pengacaranya, jika dia mendengar hal seperti itu maka dia tidak boleh
mengungkapnya, kode etik pengacara nomor 23: Seorang[engacara tidak akan mengungkapkan rahasia . Whaaa!! Smart juga JPS ini,
ternyata dia itu kuliahnya di jurusan hukum dan kali ini dia hanya ingin
memanfaatkan hukum.
Hye seong galau, dan seperti biasa, muter-muter di pintu
berputar sampe kemudian bertemu Kwan Woo. Hye seong memaksa Kwan Woo untuk
membicarakan kasus tapi Kwan Woo menolak dan berusaha melepaskan diri dari
cengkeraman Hye seong... *hahaha.. lebay!*Ah, lihat jasnya Kwan Woo, kotor
bekas apa itu, kok kayak membentuk wajah?? Sepertinya itu noda bedak dari Hye
seong....
Di rumah, Soo ha menjadi pendengar setia Hye seong yang
bingung bagaimana cara membuktikan bahwa si kembar bersalah. Lalu soo ha
mengatakan bahwa sebenarnya jaksa punya rencana tapi perlu bantuan Hye seong. Ketika
Hye seong sedang larut dalam pikirannya, Soo ha diam-diam meraih HP Hye seong
dan meng-sms Do yeon. Hye seong segera menyadarinya dan berusaha merebut HPnya,
dan berhasil. Hp nya berhasil dia rebut,
tapi sms sudah terkirim, hehe... lihat wajah Hye seong yang kesal dan lihat
juga wajah Soo Ha yang tersenyum penuh kemenangan! Sms diterima, ternyata
isinya ngajak ketemuan. Do yeon setuju dan mengajak bertemu di TKP jam 07.30
besok pagi.
Hye seong dan Do yeon benar-benar bertemu di TKP dan Hye
seong mendengarkan penjelasan Do yeon yang sangat yakin bahwa si kembar
merencanakan pembunuhan itu. Do yeon punya rencana agar si kembar diputuskan
bersalah meski tanpa barang bukti, asalkan Hye seong mau membantu.
Tak jauh dari TKP...
tampak Lawyer Cha tak sengaja melihat mereka....
Hye seong menemui JPS dan menawarkan dua opsi, mengaku atau
tidak mengaku. Jika mnegaku, dia akan dianggap tidak bersalah, dan sebaliknya
jika tidak mengaku, dia justru dianggap bersalah. “hukum bukan untuk dilawan,
tetapi untuk diambil manfaatnya”, Hye
seong mengembalikan kata-kata JPS kemarin.
JPS tampak mempertimbangkannya.
Hye seong pulang bersama Soo ha. Di halte, Soo ha melihat
seorang laki-laki yang akan mencopet dan berhasil menggagalkannya dengan
mengatakan bahwa resletingnya celananya terbuka sehingga membuat semua orang
melihat ke arah laki-laki itu,, heheh... gagal deh rencana jahatnya.
Waktu persidangan tiba, Hye seong dan Do yeon menjalankan
rencana mereka untuk menghilangkan semua barang buktti secara administrasi,
agar hanya pengakuan dari JPS yang akan menjadi buktinya. Di bangku audience,
ternyata hadir ketua pengacara dan sekretaris, dan seorang wanita di belakang
mereka sepertinya selalu hadir dalam persidangan2 terdahulu,hmm...
mencurigakan...
Satu per satu barang bukti dan saksi dihadirkan, tapi tak
satupun yang dapat diterima. Akhirnya JPS terprovokasi juga dan mengaku. Tentu
saja JPJ tidak terima karena tidak ada buktinya. Lalu hakim menjelaskan, bahwa
pengakuan JPS adalah bukti yang memberatkan JPJ dan membuat JPS dianggap tak
bersalah. Mengetahi hal itu, JPJ ikut terprovokasi dan mengaku. Ruang sidang
jadi riuh karena si kembar saling menyalahkan. Wanita di bangku audience tampak
menangis, begitu juga ketua pengacara kelihatan tidak puas dengan perkembangan
kasus itu.
Persidangan selesai. Lawyer Jang tampak bahagia atas
keberhasilannya. Lalu ketua pengacara, Lawyer Shin, menghampiri. Dengan bahasa
formal, dia mengatakan, bahwa dalam persidangan tadi, lawyer Jang lebih mirip
seorang jaksa dari pada pengacara. Lawyer Shin juga mengatakan tidakkah lawyer
Jang penasaran mengapa saat melakukan pembunuhan, si kembar melepas topengnya;
dan apakah dia juga tidak melihat seorang wanita di bangku audience yang tampak
sedih?
“benar kau tidak melihatnya. Kenapa memangnya?”, jawab
Lawyer Jang. Lawyer shin: “mereka melepaskan topengnya artinya senagaj
memperlihatkan wajah mereka pada korban. Mereka membunuh utnuk balas dendam,
dan itu ada alasannya. Ada seorang wanita yang menangis sambil menatap si
kembar. Itu artinya ada seseorang ayng berharap kamu akan menolong mereka.
Jadi, jika kamu memang pengacara publik, seharusnya kamu menyadarinya sejak
awal!” lawyer Shin terus saja memarahi Hye seong bahkan mengancam akan membuat
surat keberatan/pengaduan ke asosiasi bahwa Lawyer Jang tidak capable sebagai
pengacara publik. Tentu saja hal ini membuat suasana hati Hye seong menjadi buruk, sekali lagi dia merasa
berhasil tapi lalu ada yang menentangnya dengan alasan yang dapat diterima. Hye
seong duduk terdiam di bangku tepi jalan. Bahkan ketika Do yeon lewat dan
tersenyum, dia hanya diam saja.
Di rumah, seperti biasa, sambil makan malam dia mengadukan
semuanya pada Soo Ha. Sepertinya kata-kata Lawyer Shin sangat mengena di
hatinya, dia bahkan meminta Soo ha mengatakan bahwa dia benar 10 kali agar
merasa terhibur. Sementara itu di toko ibu Hye seong, Joon Gook, yang mengaku
bernama Gil Dong, sedang beres-beres saat Ibu Hye seong memberinya bungkusan
sup rumput laut sebagai hadiah ultah.
Soo ha sedang duduk di kelas sambil membaca dan mendengarkan
musik (may be) dengan headsetnya, saat seong Bin datang menghampiri. Dia
(pura-pura) minta diajari matematika. Saat memandang Seong Bin, Soo ha bisa mendengar
bahwa seong bin khawatir kalo-kalo Soo akan menghindarinya gara-gara pengakuan
cintanya tempo hari. Soo ha memang baik, dia berusaha membuat seong bin merasa
nyama dan mulai mnegajarinya. Tapi kemudian hpnya berbunyi, ternyata Joon Gook
yang menelpon. Entah apa yang dikatakan Joon gook hingga membuat Soo ha segera
berlari menuju kantor polisi, dan bertemu lagi dengan dua polisi menyebalkan
itu. Soo ha melaporkan bahwa Joon Gook menelponnya dan memperdengarkan rekaman
pembicarannya. Satu polisi menganggap itu bukan apa-apa, sementara polisi
satunya bisa merasakan nada mengancam dari nada suara Joon Gook.
Soo ha pun menanyakan alamat joon Gook tapi percuma, kedua polsi itu tidak tahu.
bersambung ke part 2
Soo ha pun menanyakan alamat joon Gook tapi percuma, kedua polsi itu tidak tahu.
bersambung ke part 2
No comments:
Post a Comment