Part 2
Hye seong pulang bersama Soo Ha (setia banget sih Soo Ha
ini.... *ngiri!!), selama perjalanan di dalam subway, Hye seong terus kepikiran dengan sidang tadi, ato lebih
tepatnya, kepikiran ttg kata-kata pembelaan Lawyer Cha. Meskipun agak sebel, tapi
dalam hati dia berniat untuk membantu rekannya itu. Soo Ha yang tau niat itu,
langsung melarangnya (cemburu!!!).
Persidangan kakek sepertinya berjalan lancar. Lawyer Sin,
Lawyer Cha dan sekretaris Yoo Chang berencana makan-makan di restoran cina karena punya
voucher gratis, Hye seong yang awalnya menolak, akhirnya ikut juga setelah
dibujuk (agak dipaksa dan diseret) oleh Lawyer Cha. Tak disangka, Kelompok
hakim Kim dan Jaksa Seo juga ada di resto tersebut. Maka mereka pun makan dalam
satu meja. Tapi bukannya akur, malah terjadi perdebatan antara Hye seong dengan
Do yeon. Do yeon tetep kekeuh dengan tuntutannya sementara Hye seong membela
mati-matian. Setiap kali salah satu pihak mau mengambil makanan, pihak lain
menggerakkan meja putarnya, sampai akhirnya Hakim Kim protes karena tidak bisa
mengambil makanan.
“Egg bread- 2 dolar
dapat 3/banana bread-1 dolar dapat 2. Kami tidak menjual eceran”
Kakek duduk sambil memandangi penjual roti. Dia sangat ingin
membeli, tapi uangnya hanya 50 cent. Soo ha melihatnya... seperti dia sengaja
datang pada kakek untuk membantu Hye seong yang ingin membantu Kwan Woo (baek
bangeeeeet... padahal tadi melarang Hye seong, sekarang malah dia sendiri ikut
membantu. Apapun akan dilakukan Soo ha agar Hye seong senang, meski itu
menyakiti dirinya sendiri).
Soo ha mendekati kakek dan menanyakan apakah kakek punya
uang 50 cent karena dia hanya punya 1,5 dolar. Jika ditambah 50 cent bisa beli
3 egg bread dan Soo ha akan memberikan 2 egg bread untuk kakek. Kakek senang
sekali.
Hye seong menerima kiriman makanan dan baju dari ibu, dia
segera mencoba bajunya sementara Soo Ha menata makanan dalam kulkas. “cantik”
kata Soo ha. Hye seong: “aku?”. Soo Ha: “bukan, jaketnya” hahahah.... nakal
banget Soo ha nggodain noonanya. Lalu Soo ha menceritakan pertemuannya tadi
dengan kakek, dan mengatakan sepertinya kakek ingin bebas dari tuntutan jaksa.
Kakek juga bercerita tentang pertemuannya dengan korban (yang korannya diambil
kakek) di pemakaman dimana yang meninggal adalah kerabat dari kedua belah
pihak. Itu artinya kakek dan korban sebenarnya kerabat jauh. Hye seong
memikirkan kemungkinan digunakannya hukum khusus untuk kejahatn yang terjadi
antarkerabat. Lalu dia terpikirkan satu cara asalkan Soo ha mau membantu.
Soo ha dan Hye seong janji ketemuan di cafetaria. Saat soo
ha datang, Hye seong memandanginya dari ujung kaki sampai ujung
kepala,terpesona dengan Soo Ha yang mengenalan setelan jas (*whoaaa... cakep
bener ni anak, ckckck*)
Hye seong segera menjelaskan rencananya dan tentang hukum
khusus yang dia sebutkan sebelumnya, bahwa pencurian adalah tindak kejahatan
yang tidak perlu dipertanyakan lagi (pelakunya pasti dihukum), meski antara
pelaku dan korban sudah berdamai. Namun jika kedua pihak ternyata kerabat, maka
semua itu bisa berubah. Jika korban bersedia damai dan menarik tuntutan, maka
tidak perlu ada sidang lagi. Lalu Soo ha mengatakan, bahwa masalahnya sekarang
adalah korban yang tidak mau damai. Hye seong melanjutkan, “itu sebabnya dia
perlu payung dan kamu”hehehe.. karena sebelumnya, Kwan Woo pernah disiram pas
berkunjung, jadi Hye seong sedia payung sebelu disiram, gituuuu. Mereka berdua
melanjutkan obrolan dengan begitu asik, dan keliatan manis banget scenenya,
seperti pasangan kekasih... sweet...bener-bener sweet...^^)
Rencana dimulai. Hye seong dan Soo ha mengunjungi rumah
korban dan langsung disambut siraman air!! Ahh untung bawa payung...:P
Rupanya korban tetep tidak mau damai. Lalu Hye seong mencoba
mengancam atas keributan yang dibuat korban di rumah kakek. Di sinilah peran
Soo ha, mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Ternyata saat korban ke rumag
kakek, dia berlaku tidak sopan bahkan masuk tanpa melepas sepatu sehingga kakek
marah-marah. Hye seong menjelaskan bahwa perbuatan itu bisa dituntut dengan
hukuman lebih berat dari pada pencurian. Ditambah lagi, korannya menyediakan
iklan layanan prostitusi gadis di bawah usia (wah!!!). itu ilegal! Korban jadi
gugup, “apa yang kalian lakukan? Apa kalian mengancamku?”, Hye seong menjawab,
: “ bukan mengancam. Bisa dibilang ini adalah teknik untuk mendapatkan
penyelesaian”. Copas kata-katanya Lawyer Sin rupanya... dan, yes!! Rencana sukses.
Hye seong menawari Soo untuk ditraktir makan, tapi Soo ha malah minta pergi ke
aquarium. Well, ok!kita ke aquarium setelah kasus selesai.
Hye seong langsung
meluncur ke pengadilan dan menyerahkan surat tanda damai dari korban. Lawyer
Cha yang sangat senang, spontang memeluk Hye seong!! Dan Hye seong hanya
bengong pada posisi yang sama sampai Lawyer Cha selesai dengan pembelaannya, wkwkwk...
*sepertinya Hye seong makin-makin-makin suka dengan Kwan Woo, tapi tidak dengan
aku!!! Aku tetep shippering Soo ha –Hye seong!!!*
Hasil sidang, kakek bebas!
Usai sidang, Lawyer Cha dan Hye seong bertemu di taman
(setelah sebelumnya Hye seong pura-pura gak dengar saat dipanggil, hahaha.. masih
grogi krn dipeluk tadi). Lalu mereka ber high-five... tapi kemudian Lawyer Cha
tetap memegang tangan Hye seong dan mengecup tangan itu dan mengajaknya kencan....
di kejauhan, Soo ha melihatnya lalu
pergi meninggalkan mereka berdua(*sedih...huhuhu*).
Soo ha datang ke sekolah setelah mbolos berkali-kali, tapi
apa yang dia lakukan...?? malah tiduran di lapangan!! Dia masih kepikiran
dengan kedekatan Hye seong dan Lawter Cha. Seung Bin menghampiri tapi Soo ha
keburu pergi sambil membuang boneka kecil yang semula akan diberikan pada Hye
seong. Seung bin memungut boneka itu.
Kakek yang begitu senang karena bisa bebas, terus menunggu
di depan kantor pengacara hingga malam, hingga dia bisa bertemu Hye seong. Dia minta
maaf atas perilaku sebelumnya dan berterimakasih dengan sebotol kecil yoghurt. Aku
cukup terharu dengan adegan ini.. Hye seong mengatakan dia tidak butuh maaf
dari kakek, dia hanya ingin kakek menemui anaknya dengannada-nada marah-marah
seperti biasanya. Aku rasa, Hye seong hanya terlalu peduli pada kakek dan ingin
agar kakek tidak berjuang hidup sendiri. Tapi kakek – dengan nada tinggi juga –
mengatakan, bahwa dia lebih suka seperti ini, jika sedih, biarkan sedih
sendiri, jika anaknya tahu maka anaknya juga akan ikut sedih. Meski tampakkeras
kepala, Kakek rupanya terlalu sayang pada anaknya dan tidak ingin menjadi
beban. Dan sebotol yoghurt itu adalah tanda terima kasih tulus dari kakek. Sangat-sangat
tulus. (*mbrebes mili, terharu..hiks.hiks.hiks). yoghurt yang sudah hangat,
yang menandakan lamanya kakek menunggu.
Min Joon Gok lagi-lagi menerima pesan anonim, tapi kali ini
isinya tentang aplikasi untuk menolak spam. Klik.... terlacak! Akhirnya upaya
pak pelacak berhasil, lokasi Min Joon Gok ketemu.
Sementara Joon Gok masuk ke toko, dia menemui ibu dengan
pandangan dingin dan kunci inggris besar di tangannya.
Hye seong sedang di halte bus, dia menelpon ibunya dan
menceritakan tentang kakek Lee Dae Sung. Mereka membicarakan banyak hal
termasuk tentang kekhawatiran ibu akan Hye seong yang belum juga menikah. Ibu berusaha
bicara sebiasa mungkin...padahal.... kondisinya.....*hiks.hiks.hiks* rupanya
Joon Gook benar-benar menjahati ibu, memukul kepalanya hingga berdarah-darah
dan mengikat serta menyekapnya. Joon Gok memberi kesempatan pada ibu untuk
bicara dengan anaknya, dengan harapan ibu akan minta tolong sehingga hye seong
datang. Gagal! Ibu malah berpesan pada Hye seong, untuk tidak membenci
siapapun, meski seseorang menyakitinya, jangan membencinya. “mata dibalas mata,
gigi dibalas gigi..jika kamu hidup seperti itu maka dunia ini akan cacat.
Orang-orang yang berbuat tidak baik padamu, mereka hanya iri padamu yang begitu
beruntung. Jadi jangan benci mereka dan maafkanlah,” Hye seong menyela,”ibu
membela Do yeon lagi kan?” ibu langsung membentak “JANGAN MEMUTAR KATA-KATAKU!”,
lalu ibu melanjutkan “berjanjilah, kamu tidak akan membeni orang lain sampai
mengacaukan hidupmu. Begitu seseorang terlahir ke dunia, hidup ini bahkan tidak
cukup panjang untuk saling mencintai (apalagi kalo ditambah saling membenci, ed),
kan?”. “baiklah” jawab Hye seong. “Bagus, itu baru gadisku...”
Hye seong sempat curiga dengan suara ibu, dan mengiranya
sakit. Tapi ibu mengatakn dia baik-baik saja. Telepon ditutup. Hye seong tidak
tahu kalau itu menjadi percakapan terakhirnya dengan ibu....
Hp Soo ha berbunyi, rupanya dari bapak pelacak yang
melaporkan posisi Joon Gok, SeongMoo City. Bersamaan dengan itu, Hye seong
sampai rumah. Soo ha langsung menanyakan alamat toko ayam ibunya dengan panik. “apakah
itu di Myeongwol-dong, SeongMoo City? Dekat persimpangan jalan?” tanya Soo ha
setengah berteriak. Hye seong: “Bagaimana kamu tahu?”. Soo Ha: “Min Joon Gok
ada di sana”. Hye seong jadi panik. Telepon berdering... Soo Ha mengangkatnya,
tapi lalu dia terdiam lama. Hye seong yang penasaran bertanya dengan wajah yang
semakin khawatir “siapa yang menelpon?”, Soo Ha masih diam terpaku. Hye seong :
“ aku tanya, siapa itu?!” Hye seong tak bisa lagi membendung rasa takut dan
paniknya..
Siapa sebenarnya yang menelpon dan dana berita seperti apa
yang disampaiakn hingga membuat Soo Ha berekspresi demikian?
Saat itulah aku menyadari,
mimpi buruk ibu belum berakhir. Itu baru saja dimulai. Dan mimpi buruk itu meramalkan
sesuatu yang jauh lebih buruk dari yang kami
duga (Hye Seong)
Episode 7 ends.
Melihat perkembangan hubungan antara Hye Seong dengan Kwan
Woo, apa yang akan dilakukan Soo Ha? Apakah dia akan diam saja dan menyerahkan
Hye seong pada orang lain padahal dia telah mencari dan menunggu selama 10 tahun ini?
Soo Ha, yang setelah ditinggalkan ayahnya, tidak lagi
memiliki siapa-siapa untuk bersandar, terus berusaha menjalani hidup dalam
kesepian dan harapan. Berusaha menjadi kuat agar bisa melindungi satu-satunya
orang yang berada di pihaknya 10 tahun lalu. Soo ha yang tak pernah membuka
hati untuk siapapun, kini setelah bertemu wanita penyelamatnya, merasakan bahwa
ada yang peduli padanya. Meski bukan kepedulian seorang kekasih, setidaknya itu
menghangatkan hatinya. Dan dia rela melakukan apapun demi orang itu, seolah
dialah tujuan hidupnya. Park Soo Ha....
No comments:
Post a Comment