Friday, June 28, 2013

(Sinopsis) I Hear Your Voice Episode 6 - Part 2



Lawyer Jang makan sendirian di rumah makan setelah sebelumnya menolak makan bersama rekan-rekan sekantornya, dan berbohong bahwa dia ada janji dengan temannya. 
Tak disangka rekan2nya datang ke tempat  yang sama. Hye seong ngumpet di balik meja dan mendengarkan pembicaraan mereka (...hahaha, jaim sih).
Lawyer Cha menceritakan hasil pertemuannya dengan si kembar, yang ternyata mereka membunuh untuk membalas dendam karena kekasih salah satu dari mereka diperkosa oleh korban (ternyata!).  Lawyer Shin mengatakan, jika dia menjadi pengacara mereka, dia tetap akan berusaha agar hukumannya lebih ringan, karena itulah yang seharusnya dilakukan pengacara publik. Lalu Lawyer Cha kepikiran apakah Lawyer Jang dan Jaksa seo telah merencanakannya (agar si kembar sama-sama diputuskan bersalah). Sebenarnya Lawyer Cha tahu itu, tapi dia tidak menyalahkan Hye seong. Menurutnya Hye seong punya cara tersendiri untuk mengungkap kebenaran. Tapi menurut Lawyer Sin, Hye seong tetap salah. Kwan woo kembali membela Hye seong dan mengatakan bahwa Hye seong tidak salah, mereka hanya berbeda. Hye seong  mendengarnya.....hmmm.  

Hye seong yang ngumpet akhirnya ketahuan juga gara-gara ahjuma pemilik rumah makan yang mengantarkan pesanannya. Untuk menutupi rasa malunya, dengan angkuh dia mengatakan bahwa dia menjatuhkan uang, lalu segera beranjak pergi... wkwkwkwk.
Kwan woo mengejarnya. Di luar, Kwan woo mengatakan bahwa Hye seong tidak salah. Sepertinya Hye seong senang mendengarnya, lalu ia mengajak Kwan Woo nonton (what!!!). Hye seong menegaskan ini bukan kencan, dan menyuruh Kwan Woo tidak menggunakan kacamata, mengganti tatanan rambutnya dan tidak menggunakan sepatu hitam dan kaos kaki putih saat nonton nanti.
Dalam perjalanan pulang, Soo ha melewati penjual boneka yang bisa merekam suara. Dia membeli satu dan merekam kata-kata untuk Hye seong. Lalu tiba-tiba ada kejar-kejaran polisi dan pencopet.. (*ah, siapa sih nama polisi ini????*) Soo ha pun turun tangan dan dengan mudah melumpuhkan pencopet itu. Saat akan mengambilkan pistol polisi yang terjatuh, polisi itu mencegah dan mengatakan dia akan mengurusnya sendiri, penjahat maupun pistolnya. Padahal kelihatan dia itu kewalahan menghadapi si penjahat.
Sampai di depan pintu rumah, Soo ha bersiap-siap akan memberikan bonekanya, tapi tiba-tiba Hye seong keluar dengan dandanan rapi. Soo Ha segera tahu Hye seong akan kencan dengan Lawyer Cha. Hye seong berlasan bahwa dia hanya merasa tidak enak karena telah menusuk lawyer Cha dari belakang di persidangan tapi Lawyer Cha tidak menyalahkannya. Dalam hati –yang tentu bisa didengar Sooha—Hye seong menambahkan bahwa Lawyer Cha mengatakan apa yang ingin dia dengar, bahwa dia tidak salah dan melakukan hal yang benar.
Di rumah, Soo ha memutar rekaman di bonekanya, “ Good job Lawyer Jang”.
Lawyer Cha mengikuti perintah Hye seong: tidak menggunakan kaca mata, sepatu hitam maupun kaos kaki putih, dan mengubah gaya rambutnya dengan membiarkan poninya terurai bukan belah samping seperti biasanya (*tapi kok tetep keliatan culun ya....abaikan*). Dia juga membelikan Hye seong coklat.
Sementara itu, polisi yang tadi dibantu Soo ha menangkap pencopet, bingung karena pistolnya hilang dan langsung berpikiran Soo ha yang mengambilnya. Dia berpikiran Soo ha mengambilnya untuk membunuh Joon Gook karena Soo ha pernah mengatakan jika polisi-polisi itu tidak bisa menemukan Joon Gook, dia sendiri yang akan mencari dan membunuhnya.
Lawyer Cha sudah di ujung zebracross dimana  Lawyer Jiang berada. Dia melambaikan tangan bahkan memperlihatkan dia tidak memaki sepatu hitamnya. Tapi kemudian hp hye seong berbunyi dan dia segera mengangkatnya. Ternyata itu polisi tadi yang mengatakan bahwa pistolnya hilang dan mungkin Soo ha telah mengambilnya. Hye Seong panik ,dia langsung naik taksi dan pergi meninggalkan Kwan Woo.... *aahhh... kasian si naive Kwan Woo*.   

Sampai di rumah ternyata Soo Ha baru selesai mandi. Belum sempat bertanya apa-apa, dua polisi itu datang. Hye seong semakin panik dan menyuruh Soo Ha diam di kamar. Hye seong tergesa-gesa membasahi rambutnya denga shower di wastafel lalu membungkus rambut sekenanya dengan handuk. Baru dia keluar menemui dua polisi. Hye seong minta maaf karena dia sedang keramas jadi agak lama, dan menjelaskan bahwa dia selalu di sisi Soo ha jadi tidak mungkin Soo ha melakukannya (mengambil pistol maksudnya). Lalu polisi itu mengatakan kedatangannya hanya untuk ngabari bahwa pistolnya sudah ketemu. OMG.....!! Hye seong langsung terduduk lemas di depan pintu, rasanya plong! Lalu setelah menyadari keadaan, Hye seong langsung marah-marah pada dua polisi tadi (rasain tuh kena semprot mulut tajam Hye Seong, heheh...).
Soo ha mendengarkan dari dalam kamarnya, bagaimana Hye seong berusaha mengatasi keadaan dan membela Soo Ha. Setelah mendengar penjelasan dan puas memarahi polisi, Hye seong masuk lagi dan terjongkok lemas di depan pintu (tapi kali ini di sebelah dalam pintu). Soo ha keluar kamar. Hye tak perlu menjelaskan apa yang terjadi karena Soo ha sudah mendengar semuanya.
Soo Ha: “kau berpikir aku benar-benar mencuri pistol?”. “Apa? Ya...” jawab Hye seongragu-ragu. lalu lanjutnya dalam hati, “apakah dia akan marah karena aku berpikiran begitu? Apa yang dia pikirkan?”.  “Aku tidak berpikir apa-apa. Hanya saja kamu mungkin merasa malu dengan wajahmu.” Hye seong menjawab dengan cepat bahwa dia tidak malu, sambil beranjak ke kamarnya.
Soo Ha melanjutkan, “dan aku pikir, seseorang peduli padaku.” Soo Ha mengatakannya sambil tersenyum dan memandang hye seong yang sudah berlalu ke kamarnya... (*oooh, pandangannya dan senyumna itu... bikin melting :P*)

Di kamarnya, saat duduk di depan cermin, Hye seong terkejut dan shock melihat wajahnya yang belepotan maskara. Dan semakin shock saat teringat Lawyer Cha yang dia tinggalkan,,, wkwkwkwk....
Dia pun segera menelpon Lawyer Cha (atau mengangkat telpon ya?). Lawyer Cha menanyakan apakah ada masalah, Hye seong menjelaskan tidak ada apa-apa. Seorang yang dia kenal membuat masalah di rumah, tapi semuanya sudah beres. Hye seong minta maaf dan menanyakan apakah Lawyer Cha sudah ssampai rumah. “sudah, aku baru saja sampai rumah” lawyer Cha berbohong, padahal dia tak jauh dari rumah Hye seong, gemetaran-ngosngosan-dan mandi keringat (*aku gak tega liatnya...*).  Saat mendongak ke arah teras rumah hye seong, lawyer Cha melihat Soo ha, begitu pula Sooha juga melihat Lawyer Cha. Dan ketika Hye seong juga ke teras untuk mengangkat jemuran, Soo Ha berusaha menghalang-halangi agar dia tidak melihat Lawyer Cha dan mengatakan dia yang akan mengangkat jemuran.  Soo Ha tersenyum penuh kemenangan.(Yess, rasain lu gak jadi ngedate!!! hahaha *suarahati Soo Ha versi Maki*)

Di rumah sambil melipat jemuran, Soo ha bertanya apakah Hye seong bicara dengan Lawyer Cha di telepon. “ya, katanya dia sudah pulang.” Lalu Hye seong memuji Soo ha yang ternyata cukup pintar sambil membuka kertas daftar nilai milik Soo Ha...*nilainya 100 semu laho!!* Hye seong menggoda Soo ha dengan mengatakan Soo ha pasti membaca pikiran guru untuk mengetahui jawaban ujian, makanya nilainya bagus-bagus. Soo ha berusaha merebut kertas nilai itu. Setelah berhasil mendapatkannya, dia berkata “guru harus menjawab pertanyaannya dulu agar aku tahu jawabannya” yang maksudnya Soo Ha tidak mendapatkan jawaban ujian dengan membaca pikirannya guru.
Hye seong:“jadi kamu memang beneran cerdas ya..” . Soo Ha menjawab sambil melanjutkan melipat baju jemuran “selain itu aku lebih cepat paham dari pada anak-anak lain di kelas karena aku membaca pikiran guru. Itu terjadi begitu saja.” Lalu Soo Ha menyadari ada sesuatu yang aneh dengan arah pembicaraan itu. “apa aku lebih pintar dari kelihatannya? Tampak seperti apa aku ini?”. “ Kamu tampak seperti playboy”, jawab Hye seong (hahaha...!). “dan dengan ekpresi wajah seperti itu, kamu terlihat menakutkan.” Lanjutnya. “jadi kamu pikir aku mungkin mencuri pistol itu? Dan kamu begitu ketakutan sampai meninggalkan kencanmu?” tanya Soo ha kembali menyinggung masalah pistol hilang. “aku tidak takut, tapi khawatir” 
Hye seong melanjutkan dengan menceritakan kasus JPS dan JPJ yang melakukan pembunuhan untuk membalas dendam pria yang telah memperkosa kekasih salah satu dari mereka. Mereka membunuh orang yang mereka anggap tidak pantas ada di dunia ini. Dan mereka melakukannya karena tidak percaya pada hukum. “orang-orang macam itu, ada kau dan aku. Meskipun kamu ingin membunuhnya, jangan lakukan. Maka semua alasan (untuk membunuh) akan hilang. Bagaimanapun buruknya Min Joon Gook yang membuat kita membencinya, semua itu akan hilang. Ketika kita membunuhnya kita bukan korban, tapi kita menjadi pembunuh. Jadi jangan pernah berpikiran untuk membalas dendam pada min Joon Gook. Oke?!” Soo ha diam saja, lalu Hye seong memegang wajah Soo Ha dan menyuruhnya menjawab. Setelah diam cukup lama, Soo Ha berkata, “tapi bagaimana jika dia berusaha membunuhmu?” Hye seong melepaskan tangannya dari wajah Soo ha sambil menjawab “meskipun begitu, jangan lakukan. Karena aku akan menjaga diriku sendiri. Jangan pernah mengatakan kamu akan membunuh Min Joon Gook lagi.” Kemudian Hye seong mengambil kertas nilai Soo ha lagi dan melanjutkan kata-katanya, “ jika kamu menjadi pembunuh, itu hanya akan menyianyiakan prestasimu. Kamu beruntung. Kamu pasti bisa masuk di universitas manapun yang kamu mau.” Soo ha hanya diam tidak menjawab.
Polisi yang tadi kehilangan pistol meminta pada rekannya agar merahasiakannya. Lalu rekannya bertanya mengapa dia berpikiran Soo ha yang mengambilnya. Polisi satunya menjawab, “itu karena saat dia melihat pistol itu jatuh, aku melihat matanya.” Rekannya : “kenapa?”
Soo ha yang berada di dalam kamarnya membuka buku yang di dalamnya ada kartu nama sebuah toko yang menyediakan alat pelacak dan kamera pengintai. Dan terdengar suara polisi tadi melanjutkan kata-katanya, “aku merasa dia akan melakukan sesuatu dengan pistol itu. Aku merasa takut dan tegang”. Dan tatapan Soo Ha kali ini memang  tajam, dalam, dan menakutkan.
Soo Ha benar-benar mendatangi toko di kartu nama itu. Dia minta petugas toko untuk melacak sebuah nomor telepon, yang sepertinya itu nomor  Joon Gook. Sampai di rumah, Soo ha duduk diam di kamarnya, dengan raut wajah yang misterius. Sementara itu di tempat lain, Joon Gook juga duduk diam di kamarnya menatap makanan dari Ibu Hye seong. Adegan berpindah-pindah seting, antara Soo Ha dan Joon Gook, dengan backsound yang membangun suasana mencekam. Soo Ha berbaring di kamarnya, wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu tiba-tiba dia bangkit duduk. Beralih ke Min Joon Gook, dia membuang makanan dari Ibu Hye seong dengan ekspresi penuh kebencian. Kembali ke Soo Ha yang membuka kertas nilainya dan sepertinya mempertimbangkan kata-kata Hye seong , tapi kemudian diremas-remas kertas itu dan dibuang. Sesaat kemudian, Soo ha memegang pisau lipat dan dari  raut mukanya sepertinya dia telah memutuskan sesuatu dan membulatkan tekadnya.... 

Apa yang akan dilakukan Soo denga pisau itu? Dan bagaimana rencana balas dendam Joon Gook?

Ends.
Oh, i’m scared to death!! Rasanya seperti nonton film thriller aja...episode 6 ditutup dengan kesan yang menegangkan, ekspresinya, suasananya, bahkan backsound-nya... deg..deg..deg...... perlu beberapa saat sampai aku bisa rileks lagi dan tersenyum dan bilang ke diriku sendiri: Hey, It’ just drama..!!hahaha... apa aku terlalu terbawa suasana drama ini?? Whoaa.. Drama ini bener-bener beda! Hebat banget, daebak!! Bukan hany LJS, tapi keseluruhan drama ini kereeeen abis!

(Sinopsis) I Hear Your Voice Episode 6 Part 1



Di dalam bus tahanan, Si kembar tersenyum penuh kemenangan.
Hye seong masih tidak terima bahwa dia salah sedangkan  Do yeon benar. Soo ha berusaha menyadarkan Hye seong sambil memegang kedua tangannya. Hye seong berusaha melepaskan diri dari Soo ha tapi Soo ha tetap memegang tangan Hye seong sambil menatapnya dengan tajam dan berkata, “mungkin sebaiknya kamu berhenti menjadi pengacara.” Hye Seong: “apa?!”.  Soo Ha: “ sepuluh menit yang lalu kamu berkata....”.
Flashback ke saat Hye Seong bertemu Do yeon di gedung pengadilan pasca sidang. Hye seong mengatakan bahwa masalah terbesar adalah orang yang mengetahui bahwa dia salah tapi tidak mau mengakuinya. Flashback ends.
Hye seong terkejut menyadari bagaimana Soo Ha sebenarnya. Orang yang selama ini dia anggap akan selalu dipihaknya apaun yang terjadi, ternyata saat ini justru menentangnya. Hye seong mengatakannya dalam hati, tapi bukankah Soo Ha bisa mendengarnya?? Seketika itu juga Soo ha melepaskan tangan Hye seong dan Hye seong langsung pergi dengan tatapan super sebal!!
Sebenarnya di sini bukan masalah keberpihakan, tetapi masalah benar dan salah. Soo ha akan mengatakan salah jika memang salah, bukannya mengatakan kata-kata manis tetapi berisi kebohongan. 
Sepeninggal Hye seong, Soo Ha terpaku di tepi jalan dengan tatapan yang sangat sedih. Di ruangannya, Hye seong masih saja ngomel karena kesal. Melaui jendela dia melihat, Soo Ha masih di di depan kantornya, duduk di bangku dengan wajah sedih, lalu dia berteriak sehingga membuat sekretaris kaget, heheh...

Sampai malam, Soo Ha masih menunggu di tempat yang sama. Perlahan dia beranjak dan berjalan pelan, lalu apa yang di hadapannya berubah, sebuah rumah. Soo ha terus berjalan menuju rumah itu. Dia melangkahkan kaki memasuki  gerbang rumah.... dan dimulailah kenangan masa lalunya ketika Soo Ha kecil memasuki rumah itu. Dia dituntun seorang petugas kepolisian. Ternyata itu rumah pamannya. Mellihat Soo Ha, pamannya itu tampak tidak suka tapi terpaksa menerima Soo Ha. Sepertinya paman mau pindahan karena rumahnya sudah bersih dari perabotan. Mereka lalu makan bersama di lantai dengan beralaskan koran, bersama anak-anak kecil lainnya (mungkinkh itu anak-anaknya paman?).  Soo Ha tahu kalau pamannya itu tidak suka. Di depan akuarium kecil, Soo Ha menangis, mengatakan bahwa tangannya sakit, tapi tidak ada yang peduli. Kembali ke Soo Ha dewasa.... sepertinya kesedihan itulah yang saat ini dia rasakan, merasa ditelantarkan dan tak ada yang peduli padanya. Soo Ha tetap menunggu Hye seong karena dia tidak mau kehilangan satu-satunya orang yang peduli dan berharga baginya.


Episode 6: ditelantarkan oleh seluruh dunia

Akhirnya Hye seong keluar menemui Soo Ha dan meminta Soo Ha menarik kembali kata-katanya bahwa dia sama saja dengan Do Yeon. Soo Ha menolak. Hye seong:“Mulai sekarang aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk mengungkap kebenaran. Aku akan membuktikan bahwa si kembar sama-sama terlibat dalam pembunuhan. Kamu mengerti yang aku katakan?!”
Soo ha menjawab, “mungkin”. Hye seong membalas dengan agak dongkol, “aku akan mengakui bahwa aku salah, dasar idiot!!!” Hahaha...yes!! tidak sia-sia Soo Ha menunggu sampe malam. Tersenyum.... *oooohh... rasanya lega banget liat senyum itu*. Melihat Senyum Soo Ha, Hye seong malah mencak-mencak, “apa kamu anggap ini lucu?! Memangnya mudah bagi seseorang utnuk mengakui bahwa dia salah apalagi di hadapan musuhnya! Tidak semua orang bisa melakukannya, tapi aku bisa. Kenapa? Karena aku lebih baik dari orang pada umunya. Jadi tarik kembali kata-katamu tadi, bahwa aku salah pada Do yeon!”. Sepertinya Soo ha sangat menikmati pemandangan ini, Hye seong yang mau menerima bahwa dia telah salah tapi tetap berusaha mati-matian menjaga harga dirinya dengan berargumen bahwa apa yang dia lakukan (mau mengakui kesalahan) adalah tindakan hebat yang tidak semua orang bisa melakukannya (kelihatan banget betapa Soo Ha sangat sayaaaang pada unnienya). Soo ha pun menjawab bahwa Hye seong tidak salah, dia hanya berbeda, “salah artinya tidak benar, sedangkan berbeda artinya tidak sama. Dalam kasus ini, kamu seharusnya menggunakan kata ‘berbeda’. Apakah vocabulary-mu hanya selevel itu?” Hehehe.. kena’ deh Hye seong. Soo Ha melanjutkan bahwa Hye seong berbeda dari jaksa itu, sangat berbeda. Selesai. Kekesalan Hye Seong langsung hilang, lalu segera mengajak Soo Ha belanja. Wkwkwk... *rasanya kok dewasa Soo Ha, ya... Hye seong kliatan kekanakan banget ketika menerima kritik. Maunya mendengar yang bagus-bagus saja tentang dirinya. Sepertinya dari kejadian ini Soo Ha belajar, bagaimana menegur Hye seong ketika dia salah, yaitu jujur  tapi jangan terlalu to the point, dan bagaimana meredakan kemarahan/kekesalan  Hye seong, yaitu memujinya.*

Mereka belanja dengan bahagia. Lalu tiba-tiba Soo Ha terpaku di hadapan akuarium. Tak lama kemudian dia menoleh pada Hye seong sambil tersenyum. Mungkin itu mengingatkan dia saat kecil, dimana dia kesepian dan hanya bisa bicara pada ikan yang ada di akuarium. Tapi sekarang berbeda, sekarang ada Hye seong yang peduli dan bisa dia ajak bicara. *jadi penasaran, bagaimana Soo Ha kecil menjalani hidupnya*.
Esoknya, Hye seong menemui JPS di tahanan. Hye seong mencoba menggertak, bahwa jika JPS berbohong meski hanya 1%, maka 99% lainnya juga akan menjadi kebohongan. JPS jadi penasaran apakah saudara kembarnya mengatakan sesuatu. Hye seong menjawab, jika JPJ mengatakan sesuatu...  kenyataan bahwa JPS dan JPJ merencanakan pembunuhan itu mungkin akan tersebar. JPS sempat terkejut, tapi kemudian menyadari itu hanya gertakan, dan dia balik menggertak dengan mengatakan bahwa sebagai pengacaranya, jika dia mendengar hal seperti itu maka dia tidak boleh mengungkapnya, kode etik pengacara nomor 23: Seorang[engacara tidak akan mengungkapkan rahasia . Whaaa!! Smart juga JPS ini, ternyata dia itu kuliahnya di jurusan hukum dan kali ini dia hanya ingin memanfaatkan hukum.
Hye seong galau, dan seperti biasa, muter-muter di pintu berputar sampe kemudian bertemu Kwan Woo. Hye seong memaksa Kwan Woo untuk membicarakan kasus tapi Kwan Woo menolak dan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Hye seong... *hahaha.. lebay!*Ah, lihat jasnya Kwan Woo, kotor bekas apa itu, kok kayak membentuk wajah?? Sepertinya itu noda bedak dari Hye seong....


Di rumah, Soo ha menjadi pendengar setia Hye seong yang bingung bagaimana cara membuktikan bahwa si kembar bersalah. Lalu soo ha mengatakan bahwa sebenarnya jaksa punya rencana tapi perlu bantuan Hye seong. Ketika Hye seong sedang larut dalam pikirannya, Soo ha diam-diam meraih HP Hye seong dan meng-sms Do yeon. Hye seong segera menyadarinya dan berusaha merebut HPnya, dan berhasil.  Hp nya berhasil dia rebut, tapi sms sudah terkirim, hehe... lihat wajah Hye seong yang kesal dan lihat juga wajah Soo Ha yang tersenyum penuh kemenangan! Sms diterima, ternyata isinya ngajak ketemuan. Do yeon setuju dan mengajak bertemu di TKP jam 07.30 besok pagi.

Hye seong dan Do yeon benar-benar bertemu di TKP dan Hye seong mendengarkan penjelasan Do yeon yang sangat yakin bahwa si kembar merencanakan pembunuhan itu. Do yeon punya rencana agar si kembar diputuskan bersalah meski tanpa barang bukti, asalkan Hye seong mau membantu.
Tak  jauh dari TKP... tampak Lawyer Cha tak sengaja melihat mereka....
Hye seong menemui JPS dan menawarkan dua opsi, mengaku atau tidak mengaku. Jika mnegaku, dia akan dianggap tidak bersalah, dan sebaliknya jika tidak mengaku, dia justru dianggap bersalah. “hukum bukan untuk dilawan, tetapi untuk diambil manfaatnya”,  Hye seong mengembalikan kata-kata JPS kemarin.  JPS tampak mempertimbangkannya.
Hye seong pulang bersama Soo ha. Di halte, Soo ha melihat seorang laki-laki yang akan mencopet dan berhasil menggagalkannya dengan mengatakan bahwa resletingnya celananya terbuka sehingga membuat semua orang melihat ke arah laki-laki itu,, heheh... gagal deh rencana jahatnya. 
Waktu persidangan tiba, Hye seong dan Do yeon menjalankan rencana mereka untuk menghilangkan semua barang buktti secara administrasi, agar hanya pengakuan dari JPS yang akan menjadi buktinya. Di bangku audience, ternyata hadir ketua pengacara dan sekretaris, dan seorang wanita di belakang mereka sepertinya selalu hadir dalam persidangan2 terdahulu,hmm... mencurigakan...
Satu per satu barang bukti dan saksi dihadirkan, tapi tak satupun yang dapat diterima. Akhirnya JPS terprovokasi juga dan mengaku. Tentu saja JPJ tidak terima karena tidak ada buktinya. Lalu hakim menjelaskan, bahwa pengakuan JPS adalah bukti yang memberatkan JPJ dan membuat JPS dianggap tak bersalah. Mengetahi hal itu, JPJ ikut terprovokasi dan mengaku. Ruang sidang jadi riuh karena si kembar saling menyalahkan. Wanita di bangku audience tampak menangis, begitu juga ketua pengacara kelihatan tidak puas dengan perkembangan kasus itu.
Persidangan selesai. Lawyer Jang tampak bahagia atas keberhasilannya. Lalu ketua pengacara, Lawyer Shin, menghampiri. Dengan bahasa formal, dia mengatakan, bahwa dalam persidangan tadi, lawyer Jang lebih mirip seorang jaksa dari pada pengacara. Lawyer Shin juga mengatakan tidakkah lawyer Jang penasaran mengapa saat melakukan pembunuhan, si kembar melepas topengnya; dan apakah dia juga tidak melihat seorang wanita di bangku audience yang tampak sedih?
“benar kau tidak melihatnya. Kenapa memangnya?”, jawab Lawyer Jang. Lawyer shin: “mereka melepaskan topengnya artinya senagaj memperlihatkan wajah mereka pada korban. Mereka membunuh utnuk balas dendam, dan itu ada alasannya. Ada seorang wanita yang menangis sambil menatap si kembar. Itu artinya ada seseorang ayng berharap kamu akan menolong mereka. Jadi, jika kamu memang pengacara publik, seharusnya kamu menyadarinya sejak awal!” lawyer Shin terus saja memarahi Hye seong bahkan mengancam akan membuat surat keberatan/pengaduan ke asosiasi bahwa Lawyer Jang tidak capable sebagai pengacara publik. Tentu saja hal ini membuat suasana hati  Hye seong menjadi buruk, sekali lagi dia merasa berhasil tapi lalu ada yang menentangnya dengan alasan yang dapat diterima. Hye seong duduk terdiam di bangku tepi jalan. Bahkan ketika Do yeon lewat dan tersenyum, dia hanya diam saja.

Di rumah, seperti biasa, sambil makan malam dia mengadukan semuanya pada Soo Ha. Sepertinya kata-kata Lawyer Shin sangat mengena di hatinya, dia bahkan meminta Soo ha mengatakan bahwa dia benar 10 kali agar merasa terhibur. Sementara itu di toko ibu Hye seong, Joon Gook, yang mengaku bernama Gil Dong, sedang beres-beres saat Ibu Hye seong memberinya bungkusan sup rumput laut sebagai hadiah ultah.
Soo ha sedang duduk di kelas sambil membaca dan mendengarkan musik (may be) dengan headsetnya, saat seong Bin datang menghampiri. Dia (pura-pura) minta diajari matematika. Saat memandang Seong Bin, Soo ha bisa mendengar bahwa seong bin khawatir kalo-kalo Soo akan menghindarinya gara-gara pengakuan cintanya tempo hari. Soo ha memang baik, dia berusaha membuat seong bin merasa nyama dan mulai mnegajarinya. Tapi kemudian hpnya berbunyi, ternyata Joon Gook yang menelpon. Entah apa yang dikatakan Joon gook hingga membuat Soo ha segera berlari menuju kantor polisi, dan bertemu lagi dengan dua polisi menyebalkan itu. Soo ha melaporkan bahwa Joon Gook menelponnya dan memperdengarkan rekaman pembicarannya. Satu polisi menganggap itu bukan apa-apa, sementara polisi satunya bisa merasakan nada mengancam dari nada suara Joon Gook.

 Soo ha pun menanyakan alamat joon Gook tapi percuma, kedua polsi itu tidak tahu.

bersambung ke part 2

Thursday, June 27, 2013

(Sinopsis) I Hear Your Voice Episode 5 - Part 2



Part 1 bisa dibaca di sini
Soo Ha menelepon Hye seong, tapi tidak diangkat. Menelpon kantornya juga tidak diangkat. Lalu dia melacak keberadaan hye seong, ternyata posisi Hye seong sudah di dekat rumah. Maka Soo Ha pun segera meluncur menuju rumah. 
Sementara itu Hye seong yang tadi menunggu Soo Ha tidak datang-datang, akhirnya menerima tawaran Lawyer Cha Kwan woo untuk pulang bersama karena dia masih khawatir kalau pulang sendirian, apalagi sudah malam. Sepanjang perjalanan, Kwan woo terus membahas kasus yang sedang mereka hadapi, tapi Hye seong malah sibuk dengan pikirannya sendiri, bagaimana nanti jika sudah sampe rumahnya... apakah dia akan berterima kasih secara formal, membungkukkan badan, atau berjabat tangan. “ besok kita harus bertemu sebelum sidang. Akan lebih baik jika kita menyesuaikan mulut kita  (match our mouth) dulu”, Kwan woo masiiiiih saja membahas persidangan. Hye seong yang pikirannya kemana-mana langsung kaget mendengar kata-kata itu, hanya pada bagian Match our mouth..,. Hhh, apa sih yang di pikirannya Hye seong ini??? Goodbye kiss-kah???? Setelah mendengar penjelasan Kwan woo tentang maksud match our mout,, hye seong jadi salting sendiri,, hehehe....
Soo Ha juga sudah hampir sampai rumah saat Hp nya berbunyi. Ternyata Seong bin yang menelpon.  Dia menanyakan apakah soo Ha masih menyukai unni itu (Unni yg dimaksud adalah Hye seong). “apa yang kamu katakan. Tidak mungkin, itu sudah lama sekali” jawab Soo Ha. Kalo Soo Ha di depannya, pasti seong bin bisa tau kalau Soo Ha berbohong, kliatan banget di matanya.”lalu kenapa kamu selalu peduli padanya?” Seung Bin masih penasaran. Soo Ha pun menjawab seperti saat dia ditanya hal serupa oleh Hye seong. “apakah kamu menelpon hanya untuk menanyakan itu?” lanjut Soo ha. “Tidak, Aku menelpon karena aku menyukaimu” Ahh... confession of love dari Seong Bin.Bagaimana reaksi Soo Ha??? BIASA SAJA!! (ouchhh,, kasian Seong Bin). Tapi sebenarnya keadaan soo Ha tidak jauh beda. Saat dia mendongak, di teras rumah dia melihat, Hye Seong dan Kwan Woo masih berbagi payung. Yang membuat dia shock bukan hanya itu, tapi kedekatan dan tatapan mata keduanya. Soo ha benar-benar shock, dua tangannya langsung lemas. Payungnya dibiarkannya jatuh, dan HP nya... masih di tangannya, tapi jauh dari telinganya. Padahal Seong Bin masih bicara dan terus bicara, tentang perasaannya pada Soo Ha (kasian Seung Bin, kasih tak sampai..kasian juga Soo Ha, Cemburu menguras hati..hiks).



Sementara Kwan Woo yang berbahagia, menelpon seseorang. Dia membicarakan tentang kencan buta dan bermaksud membatalkannya. O’ow.. siapa yang di telpon??? Whaaaa, ternyata ibunya Hye Seong! Kwan Woo menolak kencan buta yang telah di atur ibu Hye seong – yang tentu saja dengan putrinya, meski ibu bilangnya dengan anak temannya – karena sudah ada yang disukainya, pasti maksudnya Hye seong ( Perih...perih...perih... rasanya hati ini perih, sepertinya pasangan pengacara kita mulai saling suka, dan itu tentu akan menyakiti hati Soo Ha T_T).
Di sini kita lihat, Hye Seong benar-benar peduli pada soo Ha, tapi perhatiannya seperti seorang kakak pada adiknya. Soo Ha masuk rumah dalam keadaan basah kuyup, masih dengan tatapan dinginnya, dan tampak jelas betapa hatinya sangat terluka. Hye seong menyiapkan makan malam dan menyuruh Soo ha ganti baju (disuruh pake kaosnya Hye seong, xixixi.. apa gak kekecilan ya meski kata Hye seong sih kaosnya gede :P), sambil menceritakan kasus si kembar dan meminta soo Ha agar besok datang ke persidangan.  Soo Ha yang masih marah menyingkirkan garam yang sedang berusaha diraih Hye seong ke tempat yang lebih tinggi (haha!), mengatakan bahwa dia tidak akan makan malam dan besok tidak akan datang karena sibuk!! (marah beneran dia..). Hye seong mengambil HP nya yang ternyata ada tanda misscall dari Soo Ha dan menyangka karena inilah Soo Ha marah.


Esok harinya, di halaman sebuah rumah, tampak Joon gook sedang sibuk packing barang-barangnya ke atas mobil saat dua polisi kita datang menghampiri. Polisi itu sebenarnya bermaksdu menyelidiki Joon Gook terkait teror HP yang dialami Hye seong, tapi kemudian niat itu diurungkan gara-gara mulut manis si Joon Gook yang bilang dia akan pindah saja agar tidak mengganggu soo Ha dan Hye seong (Huh, sebel, sebel, sebel!! @3#%$^UY^ kenapa sih penjahat itu selalu lihai bermulut manis dan bersilat lidah serta pasang tampang bak orang suci turun dari taksi!!!*ah, abaikan saja...-.-).

Di rumahnya, Hye seong menyadari, salah satu posternya hilang, tapi kemudian dia abaikan. Setelah selesai bersiap-siap, Hye seong memanggil soo ha yang masih dalam kamarnya. Dia masih berusahah membujuk Soo ha untuk datang ke persidangan. Bagaimanapun kemenangannya di persidangan yang lalu berkat Soo ha juga, dia merasa lebih kuat jika ada Soo ha karena tahu bahwa apa yang dia katakan benar (masih ingat kan waktu persidangan  Seung Bin, setiap kali menyatakan sesuatu, Hye Seong selalu menoleh pada Soo ha minta dukungan). Hye seong yang agak putus asa karena Soo Ha tidak menjawab,  terus memohon agar Soo ha datang dan mengatakan bahwa dia membutuhkannya; tapi lalu cepat-cepat dia koreksi perkataannya sambil membuka pintu kamar Soo ha yang ternyata sudah kosong,wkwkwk... berarti dari tadi ngomong sendiri ni Unni. Hye seong pun bernagkat. Tapi saat dibukanya pintu rumah, OMG.... there he is, Soo Ha udah menunggu dengan diam di depan pintu rumah, dengan wajah dingin sisa ke-jealouse-an semalam. Tapi Cuma sesaat, wajah itu berubah lucu menggemaskan saat dia kemudian merasa sok sebel karena Hye seong tetep kekeuh minta dia datang ke persidangan. Denagn cueknya, Soo ha mengajak Hye seong segera berangkat, sementara Hye seong mengejar di belakangnya sambil terus merengek agar dia datang di sidang nanti. Sepertinya kecuekan Soo ha Cuma akting, buktinya... dia tersenyum tuh, hehe.. kayaknya dia merasa senang karena merasa dibutuhkan oleh Unninya itu. 

Di depan pintu gerbang, nongol lagi deh duo polisi kita yang mengabarkan bahwa joon Gook pindah jadi Hye seong dan Soo Ha tidak perlu khawatir lagi. “ seumur hidup kalian tidak akan pernah melihat Joon Gook.” Kata salah satu polisi. Tapi kata-kata itu sama sekali tidak membuat Hye seong nyaman, justru sebaliknya dia semakin khawatir. Hye seong beranjak pergi sambil memegang lengan Soo Ha, masih dengan raut wajah cemas dia bertanya apakah kata-kata polisi tadi dapat dipercaya, “tidak” jawab soo Ha. *Aku senang dengan karakter Soo Ha ini. Meskipun dia sangat menyukai Unninya, tapi dia selalu bersikap apa adanya dan terus terang. Begitu juga saat ini, Soo ha tidak mengelak bahwa ancaman Joon Gook  masih ada, meski ini membuat Hye seong merasa takut, dari pada menutupinya dan malah membuat Hye seong tidak waspada.*

Di kantor, Hye seong menelpon ibunya untuk membatalkan kencan butanya. Dia bilang berubah pikiran lagi dan akan menikahi hukum saja (What!!!). Kita kembali ke Joon Gook, pindah ke manakah dia? Setelah gagal membalas dendam secara langsung pada Hye seong karena ada Soo Ha, kini Joon Gook menjalankan Plan B-nya. Dia pindah ke lingkungan tempat tinggal ibu Hye seong, bahkan melamar di tokonya ibu Hye seong.. (jadi agak khawatir nih, semoga dia tidak akan menjahati ibu ya).
Saat menuju persidangan, Hye Seong bertemu Do Yeon di lift. Hye seong menuju lift dengan tergesa-gesa saat pintu lift nyaris tertutup rapat, beruntung tangannya sempat meraih pintu lift. Tapi orang di dalam lift yang tak lain adalah Do Yeon,  terus memencet tombol utnuk menutup pintu, meski akhirnya menyerah dan membiarkan Hye seong masuk (lucu,, bagaimanapun tua atao dewasanya seseorang, tetap ada kiwa kanak2 dalam dirinya). Hye seong langsung menuduh Do Yeon sengaja menutup pintu tadi. “tidak”, Do Yeon mengelak. Hye seong tidak percaya, bahkan dia juga tidak percaya kalau Do yeon memiliki bukti untuk persidangan nanti. Kemudian Hye seong menyebutkan satu per satu kasus terdahulu yang sudah dia pelajari hingga sampai pada kasus Mok Sang yang dianggap paling mirip. Do Yoen mengatakan bahwa terdakwa kasus itu dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena pembunuhan. Hye seong mengomentari bahwa keputusan itu gila. Lalu Do Yeon menanyakan apakah Hye seong tahu siapa hakim yang telah membuat keputusan gila itu? Ternyata dia adalah hakim Kim Gong Sook, hakim yang menangani kasus mereka saat ini (hakim yang juga menginterview Hye seong pas seleksi pengacara publik!).
Hye seong kemudian mengecek kasus Mok Sang bersama Lawyer Cha, dan benar juga, hakimnya adalah Kim Gong Sook. Pas lagi bingung-bingungnya, mereka melihat rombongan anak sekolah yang sedang kunjungan, dan seketika muncul ide cemerlang, hahaha...keduanya saling berpandangan, lalu tiba-tiba Kwan Woo ber Zzi-zzi pong mencubit pipi Hye seong, yang langsung terkejut bengonglucubanget, wkwkwk!
Hakim Kim Goong Sook dan dua rekannya memasuki  ruang sidang. Judge Kim agak terkejut melihat rombongan anak sekolahdi bangku audience, dan langsung pasang tampang sok keren dan bergaya sok cool (tapi malah lucu, xixixi...). Sepertinya, sifat Judge Kim inilah yang akan dimanfaatkan Hye seong dan Kwan woo untuk melawan jaksa Seo. Sidang dimulai. Judge Kim terus saja tebar pesona, dari cara duduk yang lebay sampai menyentuh rambut ala gentleman kurang perhatian. 

Sidang dimulai dengan pembacaan tuntutan dari jaksa,” terdakwa, JPS dan JPJ, telah melakukan perampokan dan, pada waktu dan tempat yang sama, membunuh korban, Han Gee Soo, menggunakan pisau yang disiapkan terdakwa JPS. Tentun saja JPJ berusaha menghentikan saudaranya saat itu. Tetapi kenyataan bahwa dia sudah tahu sebelumnya bahwa  saudaranya memiliki pisau, adalah cukup baginya untuk memprediksi akan terjadinya pembunuhan. Oleh jarena itu dia dianggap sebagai komplotan.”
Hakim melanjutkan dengan menjelaskan perkataan jaksa, bahwa jika demikian maka kedua terdakwa akan mendapat hukuman yang sama, meski pelaku pembunuhan hanya satu orang. Sementara hakim berusaha menarik perhatian audience dengan penjelasannya itu, Hye seong tampak cemas karena Soo ha belum datang. Wajahnya berubah sumringah begitu Soo Ha datang. Hye Seong pun segera membacakan pembelaannya setelah sebelumnya menoleh dan tersenyum pada Soo Ha, meski Soo Ha hanya membalasnya dengan melengos sok jual mahal,hahaha. Hye Seong mengatakan bahwa kliennya (JPS) menolak tuntutan jaksa karena dia tidak menusuk korban. Apalagi, JPS tidak tahu kalau saudaranya membawa pisau. JPS hanya mengikuti saudaranya untuk mencuri uang untuk biaya kuliah.


JPJ tidak terima dengan pembelaan Hye seong terhadap JPS, dia mengatakn bahwa yang menusuk korban adalah JPS sementara dia berusaha menghentikannya. JPJ terus saja marah-marah sehingga mendapat peringatan dari hakim. Audience merasa terkesan dengan tindakan hakim, dan itu semakin membuat hakim besar kepala, hufft..
Hye seong menatap Soo ha sambil bertanya dalam hati apakah jaksa memiliki barang bukti yang tidak diketahuinya... Soo Ha menatap Do Yeon, lalu menoleh kepada Hye seong sambil  menggeleng.
Hye seong melanjutkan pembelaannya yang sambung menyambung dengan Kwan Woo. Mereka berusaha mengarahkan hakim agar kedua terdakwa disidang secara terpisah, tidak seperti tuntutan jaksa yang menghendaki keduanya dituntut sebagai komplotan pembunuhan. Sepertinya upaya mereka cukup berhasil, ditambah lagi kata-kata manis dan penuh semangat dari Lawyer Cha yang ditujukan pada hakim, membuat hakim semakin berpihak pada mereka. Sementara jaksa semakin terpojok. Jaksa Seo terduduk lemas, karena hakim akhirnya memutuskan bahwa pembunuhan itu dilakukan secara sepihak oleh salah satu dari si kembar, dan meminta jaksa mengubah tuntutannya sesuai situasi yang ada.
Soo Ha, yang raut wajahnya tidak menunjukkan rasa senang atas kemenangan Hye Seong, terus memandangi Do Yeon dan si kembar bergantian, mendengarkan apa yang di pikiran mereka......


Sidang hari ini selesai dengan kemenangan pihak terdakwa alias si kembar. Sidang selanjutnya pihak JPS dengan Hye seong akan menjadi lawan JPJ dengan Lawyer Cha, itu sebabnya saat Hye seong mengajak Kwan Woo untuk merencanakan strategi  bersama, Kwan Woo langsung menolak. Lalu Hye seong bertemu Do yeon, permusuhan mereka masih berlanjut di luar sidang. Do yeon tampak meradang karena si kembar akan diproses secara terpisah, padahal menurutnya, JPS dan JPJ benar-benar berkomplot dalam kejahatan tsb. Sepertinya Do yeon akan tetap melanjutkan tuntutannya. Hye seong tidak terima dengan sikap Do Yeon dan menantang jika Hye seong menang  maka Do yeon harus minta maaf pada ibunya atas peristiwa 10 tahun lalu.
Hye Seong dan Soo Ha keluar gedung pengadilan. Hye Seong masih antusias dan terus menceritakan proses persidangan tadi, sementara raut wajah Soo Ha masih tak berubah, dingin. Lalu Hye Seong juga menceritakan tentang peristiwa kembang api 10 tahun lalu dimana dia dituduh sebagai pelakunya, semua lebih mempercayai Do Yoen waktu itu. Dan sekarang dia bertemu lagi dengan Do Yeon yang jaksa dan dia sebagai pengacara. Hye seong juga mengatakan awalnya dia tidak ingin menjadi pengacara dan bahkan heran mengapa dia menjadi pengacara, tapi setelah melihat ekspresi Do yeon, dia jadi tahu alasannya. Soo Ha bertanya, apakah Hye seong merasa senang. “iya”, jawab Hye Seong. “kenapa?” tanya Soo Ha. Hye seong dengan wajah puas menjawab, “karena aku benar dan dia salah.” 
Lampu lalu lintas menyala merah, Hye Seong dan Soo Ha menyeberang. Tepat di tengah jalan, Soo Ha mengatakan bahwa kali ini Hye seong salah dan Do yeon yang benar, si kembar merencanakan pembunuhan bersama. Deg! Senyum kemenangan Hye seong langsung hilang bersama menyalanya lampu hijau. Mobil-mobil berseliweran di kanan kiri mereka. Soo Ha langsung memegang Hye seong yang lemas karena shock. Hye Seong tidak terima dengan kenyataan itu, “mereka berdua pembunuh? Kali ini Kamu berbohong, kan?!” Hye seong meradang sambil menarik dasi Soo Ha, “katakan bahwa ini bohong!!”. Soo Ha hanya bisa diam menghadapi emosi Hye Seong yang belum lama tadi merasakan euforia kemenangan, namun tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan bahwa kemenangannya adalah sebuah kesalahan.

Sementara itu, di dalam mobil tahanan, si kembar duduk di bangku yang berseberangan. Masing-masing menghadap keluar, ke arah yang berlawanan, layaknya  orang bermusuhan. Tapi kenyataannya, ekspresi wajah keduanya............TERSENYUM PENUH KEMENANGAN!!!

Sinopsis I hear Your Voice episode 5 part 2-END